Dokter dan Warga Desak Olimpiade Tokyo Batal

- Rabu, 19 Mei 2021 | 13:45 WIB
Kenji Utsunomiya
Kenji Utsunomiya

TOKYO– ’’Batalkan Olimpiade Tokyo.’’ Pesan yang dikirimkan Kenji Utsunomiya ke meja Wali Kota Tokyo Yuriko Koike itu singkat, tapi penuh tekanan. Itu bukan pesan biasa, tapi petisi yang dibuat Kenji dan sudah ditandatangani 350 ribu orang. Event bergengsi tersebut rencananya digelar pada 23 Juli–8 Agustus tahun ini.

Bukan hanya warga, para dokter pun ikut bersuara. Sama seperti petisi, mereka mendesak agar hajatan besar itu dibatalkan. Alasan mereka kuat. Jepang masih berkutat dengan lonjakan kasus Covid-19. Asosiasi beranggota 6 ribu dokter yang bekerja di Tokyo itu menyatakan bahwa mereka masih berjuang mengendalikan gelombang penularan keempat. Situasi saat ini lebih buruk daripada gelombang sebelumnya.

’’Membatalkan acara yang berpotensi meningkatkan jumlah infeksi dan kematian adalah pilihan yang tepat,’’ bunyi pernyataan mereka seperti dikutip Agence France-Presse. Mereka mendesak pemerintah dan panitia Olimpiade Jepang agar berkonsultasi dengan International Olympic Committee (IOC) terkait desakan itu.

Sepekan sebelumnya, serikat dokter yang berbeda mengusulkan agar Olimpiade Tokyo kembali ditunda. Mereka merasa tidak mungkin Negeri Sakura bisa menggelar Olimpiade musim panas tahun ini dengan aman. Hasil survei Asahi Shimbun yang dirilis Senin (17/5) menunjukkan hal yang sama. Lebih dari 80 persen penduduk tidak ingin Olimpiade diselenggarakan sekarang. Perinciannya, 43 persen ingin dibatalkan dan 40 persen ingin ditunda saja.

Sejatinya pandemi di Jepang tidak sebesar beberapa negara lainnya. Angka kematiannya di kisaran 11.500 orang. Namun, yang jadi penghalang adalah angka vaksinasi yang rendah. Pada Jumat (14/5) pemerintah malah memperluas area yang masuk status darurat Covid-19.

Lonjakan kasus belakangan ini ditakutkan bakal membuat rumah sakit kelebihan beban. Jepang termasuk salah satu negara yang hanya memiliki sedikit ICU. Yaitu, 5 per 100 ribu penduduk pada 2019. Bandingkan dengan negara maju lain seperti AS yang punya 26 per 100 ribu penduduk dan Jerman 34 per 100 ribu penduduk.

Dari Amerika Serikat, Presiden Joe Biden menyatakan bahwa negaranya akan melepas 20 juta dosis vaksin dalam enam pekan ke depan. Vaksin yang sebelumnya dialokasikan untuk penduduk AS itu akan disumbangkan ke negara lain yang membutuhkan. Vaksin tersebut terdiri atas Pfizer-BioNTech, Moderna, dan Johnson & Johnson.

Sebelumnya, AS mengalokasikan 60 juta dosis vaksin AstraZeneca untuk donasi. Vaksin yang dikembangkan bersama dengan Oxford University itu belum mendapatkan izin penggunaan di AS. ’’Ini lebih banyak daripada negara mana pun yang membagikan vaksinnya saat ini, lima kali lebih banyak,’’ tegas Biden dalam pidato di Gedung Putih.

AS memang ingin diakui sebagai pemimpin dalam perang melawan pandemi. Saingannya, Rusia dan Tiongkok, selama ini mendonasikan vaksin lokal buatan mereka sendiri. Yaitu, Sputnik V buatan Rusia serta Sinovac dan Sinopharm buatan Tiongkok. Beberapa pihak melabeli mereka tengah melakukan diplomasi vaksin.

’’Rusia dan Tiongkok telah mendonasikan 15 juta dosis. Ada banyak omongan tentang Rusia dan Tiongkok yang memengaruhi dunia dengan vaksin. Kita akan memimpin dunia dengan nilai-nilai yang kita miliki,’’ ujar Biden.

Gedung Putih belum mengungkap dengan pasti negara mana saja yang bakal menerima donasi. Namun, sepertinya negara-negara di Benua Afrika dan Amerika Latin bakal lebih membutuhkan. India yang kini menghadapi tsunami penularan Covid-19 sangat mungkin menjadi prioritas.

Venezuela termasuk salah satu negara yang tidak mampu membeli vaksin. Angka vaksinasi di negara yang dipimpin Nicolas Maduro itu masih rendah. Kurang dari 1 persen penduduk baru menerima satu dosis vaksin. Jika tren tersebut terus berlangsung, butuh waktu 10 tahun untuk memvaksin seluruh penduduk. Negara yang berpenduduk 30 juta jiwa itu sudah mendapatkan bantuan 1,4 juta vaksin dari Tiongkok dan Rusia. Mereka berharap mendapat tambahan dosis untuk 5 juta penduduk dari program Covax milik WHO. (sha/c7/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X