Setelah terpukul cukup dalam akibat pandemi corona sepanjang tahun lalu, para pelaku usaha ritel akhirnya mulai bisa bernapas lega. Tahun ini, mereka sudah merasakan kembali “berkah” Ramadan.
BALIKPAPAN - Owner Maxi Swalayan Sonny mengungkapkan, tahun ini pihaknya berhasil mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 25 persen pada momen Ramadan dan Idulfitri. Hal ini terjadi karena masyarakat mulai berani beraktivitas seperti biasa serta adanya kelonggaran pembatasan aktivitas dari pemerintah. Tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
“Kami melihat banyak masyarakat yang memborong belanjaan untuk keperluan Idulfitri. Angin positif ini cukup membuat kami lega, tetapi bayang-bayang Covid-19 ini masih nyata,” tuturnya, Senin (17/5).
Menurutnya, kelonggaran aktivitas dan dibukanya pasar Ramadan menjadi pendorong utama kenaikan penjualan. Di mana banyak masyarakat berbelanja kebutuhan untuk jualan. “Kalau tahun lalu sepi hanya menjual kebutuhan pokok saja. Tetapi, jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya saat kondisi masih normal masih turun. Perbandingannya dengan tahun lalu naik, tapi belum bisa kembali sedia kala,” sambungnya.
Namun demikian, Sonny menilai longgarnya aktivitas masyarakat tanpa adanya pengawasan juga bisa berbahaya. Apalagi, momentum peak season pasti menimbulkan keramaian. Meski sudah dibatasi, tetap saja manusia ini susah untuk dikontrol. “Sudah ada contohnya India, terjadi kenaikan angka positif yang tinggi. Bahkan menjadi perhatian dunia. Jangan sampai perayaan hari besar justru menambah angka positif,” katanya.
Menurutnya, penjualan sudah bagus, ada kebangkitan. Namun, tetap saja sangat berbahaya tanpa adanya pengawasan. Kerumunan pasti akan terjadi. Pihaknya pun tetap mengutamakan protokol kesehatan. Mulai dari antrean kasir, pihaknya berikan batas atau jarak. Kemudian, keterisian diperhatikan. Jika dirasa sudah penuh, pihaknya meminta konsumen untuk menunggu.
“Ya karena kondisi masih tidak pasti kami ini waswas. Belum bisa menentukan strategi lebih lanjut. Untuk barang saja, yang kami utamakan kebutuhan pokok. Kalau kebutuhan lainnya masih ada stok tahun lalu dan sudah menipis sekarang. Mau stok banyak, kondisi masih belum pasti, jadi kami wait and see dulu. Jangan sampai terjadi gelombang ketiga,” terangnya.
Store General Manager Hypermart Pentacity Nur Hayati mengatakan, ada peningkatan dari sisi penjualan maupun pengunjung meskipun tidak sebesar pada periode sebelum pandemi. Apalagi ada larangan mudik. Jadi, banyak orang yang stay di Balikpapan. Sehingga, traffic naik cukup bagus. Bucket size juga naik meski belum seperti sebelumnya.
“Posisi saat ini rata-rata sekitar Rp 150 ribuan. Kalau dulu bisa mencapai Rp 250 ribuan,” katanya. Hanya saja, ia berharap, kondisi ini tidak berubah lagi. Pemerintah diharap bisa mengerem angka positif. Jangan ada lagi lonjakan. (aji/ndu/k15)