Empat Kecamatan Terendam Banjir, Ladang Tenggelam, Hewan Ternak Banyak Mati

- Senin, 17 Mei 2021 | 16:34 WIB
TAHUNAN: Banjir masih merendam rumah warga di Kampung Tumbit Dayak, Kecamatan Sambaliung, Berau.
TAHUNAN: Banjir masih merendam rumah warga di Kampung Tumbit Dayak, Kecamatan Sambaliung, Berau.

Sebanyak 13 kampung di empat kecamatan terendam banjir dengan ketinggian berbeda-beda.

TANJUNG REDEB – Empat kecamatan tersebut yakni Sambaliung, Teluk Bayur, Segah dan Kelay. Lebih dari 1.000 kepala keluarga (KK) terdampak akibat banjir tahunan ini. Kepala Kampung Tumbit Dayak, Achmad Jamlan menuturkan, ketinggian air kemarin sempat menurun, namun pada hari Minggu (16/5) mengalami kenaikan, hingga menggenangi badan jalan menuju ke kampung tersebut.

 “Tadi malam ini naiknya,” katanya. Ia mengatakan, sebanyak 300 KK terdampak banjir tersebut. Selain itu, aliran listrik di kampungnya padam sejak semalam. “Banjir ini sudah hari keempat, awal banjir itu ketinggian air mencapai dua meter,” ujarnya.

 Ia mengatakan, ketinggian air pada Sabtu (15/5) sempat mengalami penurunan hingga mencapai satu meter. Namun, kemarin ketinggian air kembali mengalami peningkatan hingga 1,5 hingga 2 meter. “Arusnya cukup deras, ladang warga semua terendam, banyak hewan ternak yang mati,” tuturnya.

Sementara itu, salah seorang warga dari Kampung Tumbit Melayu, Kecamatan Teluk Bayur, Sukoco mengatakan, banjir ini memang tahunan, namun baru ini yang tertinggi setelah beberapa tahun ketinggian air hanya 30 centimeter hingga satu meter. Selain itu, ia mengaku kebun miliknya juga rusak. “Iya ladang saya 2,5 hektar habis semua terendam,” katanya.

 Ia mengatakan, untuk saat ini persedian makanan di rumahnya hanya bisa bertahan selama tiga hari, jika air terus mengalami kenaikan, akan sulit bagi dirinya melakukan aktivitas. “Iya, biasanya tidak pernah lebih dari dua hari, tapi ini sudah masuk hari ke empat,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Thamrin yang ditemui di lokasi kejadian menuturkan, saat ini data yang masuk sebanyak 13 kampung yang tersebar di empat kecamatan terendam banjir, untuk Kelay dan Segah kondisinya mulai surut. Sedangkan untuk Tumbit Dayak yang berada di Kecamatan Sambaliung air masih tinggi. Begitu juga untuk kampung Pegat Pukur dan Bena Baru.

Ia mengatakan, pihaknya bersama dengan Kodim 0902/Trd dan Polres Berau serta Yon Armed 18/Komposit Berau akan mendirikan tenda di lokasi tersebut. Guna melakukan evakuasi kepada warga, serta mendirikan dapur umum dan kesehatan untuk warga. 

“Ini memakai tenda dari Yon Armed 18/Komposit Berau. Disini (Tumbit Dayak,red) akan dibangun poskonya,” katanya. Ia melanjutkan, pihaknya juga telah menurunkan perahu karet untuk mengevakuasi warga jika air terus mengalami kenaikan.

“Ini banjir tahunan memang, jadi untuk penanggulangannnya agak sulit, yang bisa dilakukan hanya memberikan imbauan kepada warga,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih mengatakan, solusi sementara adalah melakukan evakuasi terhadap warga, sedangkan untuk relokasi warga dari lokasi banjir tahunan tersebut sulit dilakukan. Selain itu juga, untuk pembuatan turap tidak bisa dilakukan, karena lokasinya cukup panjang. “Jikapun dilakukan, tidak mungkin tahun ini,” katanya.

Sri Juniarsih mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan penanganan banjir tersebut, dan segera mengevakuasi warga dan membangun posko. “Sudah dilakukan koordinasi, saya juga meminta warga untuk mengavakuasi diri,” jelasnya.

Dari segi kesehatan sendiri, Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi menuturkan, dalam musibah banjir seperti ini, paling rentan terhadap penyakit diare, maka dari itu, ia meminta kepada instansi terkait, agar bisa menyediakan air bersih yang bisa dikonsumsi oleh warga.

“Untuk pusat kesehatan ada di sini, dan tidak terlalu terdampak banjir,” katanya. Ia mengungkapkan, selain diare, penyakit kulit juga mengincar warga yang terdampak banjir tersebut. Ia mengatakan penyakit diare dan gatal-gatal pada kulit menjadi momok menakutkan bagi warga yang terdampak banjir. “Karena bakteri-bakteri tersebut terbawa banjir, kemudian warga terpaksa terendam, akhirnya melengket di kulit warga,” jelasnya. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X