Bisnis Hotel dan Tempat Wisata, Okupansi dan Demand Stagnan

- Senin, 17 Mei 2021 | 11:42 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA– Larangan mudik hari raya memaksa para pebisnis hotel dan tempat wisata tidak berekspektasi tinggi. Pembatasan mobilitas manusia membuat okupansi sulit tumbuh. Dari sisi demand atau permintaan, kondisinya tidak akan terlalu beda jauh dengan tahun lalu.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menyebutkan, tingkat okupansi hotel pada libur Lebaran 2021 berkisar 25–30 persen. Angka itu sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun lalu. Yakni, sekitar 15 persen.

Maulana menegaskan, proyeksi kenaikan okupansi itu tidak signifikan untuk menambah pemasukan hotel. Sebab, average room rate atau tarif rata-rata harian kamar hotel masih rendah. ”Harga jual per malam tertekan sejak tahun lalu. Turun sekitar 30–40 persen. Pertumbuhan okupansi juga belum tentu menaikkan harga kamar,” terangnya (16/5).

Dia menjelaskan, saat ini sektor hotel dan restoran masih berada dalam tahap bertahan. Belum memasuki tahap recovery atau pemulihan. Sektor hotel dan restoran masih membutuhkan stimulus dari pemerintah seperti dana hibah pariwisata. ”Kalau pergerakan orang tidak lagi dibatasi, pasti kami bisa kembali tumbuh,” ujar Maulana.

Stagnasi juga dirasakan para pelaku usaha wisata. Khususnya pengusaha biro perjalanan wisata (BPW). Wakil Ketua Umum Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Budijanto khawatir performa bisnis tahun ini lebih buruk ketimbang tahun lalu. ”Tahun lalu buying power untuk pariwisata masih ada. Tahun ini tidak sekuat tahun lalu karena telah satu tahun dilanda pandemi Covid-19,” paparnya.

Pada masa normal, pembelian tiket melalui BPW bisa meningkat hingga dua kali lipat setiap Lebaran. Namun, tahun ini tidak ada pergerakan signifikan. ”Kami berharap ada support dan stimulus dari pemerintah,” tutur Budijanto.

Berdasar data terakhir Asita, 90 persen dari total 7.000 BPW tutup sementara sejak April 2020. Padahal, kontribusi BPW sangat penting bagi sektor pariwisata dan perhotelan. Pemesanan hotel melalui BPW daring mendominasi bisnis dalam delapan tahun terakhir. Sebanyak 70 persen wisatawan juga memesan hotel melalui BPW daring. (agf/c14/hep)

 

-grafis-

 

KINERJA SEKTOR USAHA SELAMA PANDEMI

 

Sektor Penurunan

Angkutan udara 53%

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB
X