Satgas Nemangkawi Tewaskan Dua KKB

- Senin, 17 Mei 2021 | 11:14 WIB

JAKARTA- Satgas Nemangkawi terus menunjukkan keberhasilan dalam pengeJaran kelompok Kriminal bersenjata (KKB). Kemarin (16/5) satgas yang terdiri dari TNI dan Polri berhasil menyergap tiga anggota KKB, dua orang teroris dipastikan tewas dan satu melarikan diri dalam keadaan terluka tembak.

Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombespol M. Iqbal Alqdusy menjelaskan, baku tembak terjadi Minggu dini hari pukul 03.19. Satgas Nemangkawi terlibat baku tembak dengan tiga anggota teroris di Jembatan Mayuberi, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak. ”Dalam baku tembak itu, ketiganya tertembak” jelasnya.

Setelah baku tembak, petugas melakukan penyisiran dan menemukan dua jenasah teroris KKB. Lalu, satu senjata organik jenis Moser 7,62,sebuah handy talkie, 17 butir amunisi, empat selongsong peluru, dua magazine moser, satu teropong siang dan tiga buah KTP. ”Dengan begitu dipastikan dua tewas dan satu melarikan diri,” paparnya.

Menurutnya, seorang teroris KKB yang kabur itu dipastikan mengalami luka tembak. Dalam pelariannya, anggota KKB itu membawa senjata AK 47 yang diambil dari rekannya yang tewas. ”kami masih mengejar satu teroris yang kabur,” tuturnya.

Dia mengatakan, dengan berbagai upaya tersebut, Satgas Nemangkawi juga mampu unuk menguasai Kamp Mayuberi. Kamp tersebut sebelumnya dikuasai KKB. ”Teroris KKB saat ini terpojok di zona Mini, yakni Mimika, Itanjaya, Nduga dan Ilaga,” urainya.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom tidak merespon saat dikonfirmasi terkait tewasnya dua anggotanya. Pesan singkat tidak dibalas dan telepon tidak diangkat.

Namun, dalam berbagai kesempatan, Sebby kerap kali mengklaim bahwa pihaknya mendapatkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat Papua. Semua klaim itu bertolak belakang dengan pernyataan dari putra dari tokoh Papua Theys Eluay, Yanto Eluay.

Eluay menuturkan, serangkaian kekejaman dari KKN terhadap guru, tukang ojek, dan anak sekolah di Kabupaten Puncak telah melanggar norma adat. Kekejian itu mencoreng wajah adat di Papua. ”Saya minta segera hentikan karena adat tidak membenarkan itu,” jelasnya.

Sebagai tokoh adat, dia mendukung aparat TNI dan Polri untuk menciptakan rasa aman di tanah Papua. ”Masyarakat adat Papua merasa dihina dengan perilaku KKB,” paparnya.

Pengejaran KKB oleh TNI - Polri tidak hanya menyudutkan kelompok yang sudah dicap sebagai teroris oleh pemerintah. Personel gabungan aparat keamanan juga berhasil membuat jumlah mereka berkurang. Terbaru, Satgas Batalyon Infanteri (Yonif) 715/Motuliato bersol membawa tiga anggota KKB kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Melalui patroli keamanan yang mereka lakukan di Kampung Tanah Merah, Kabupaten Puncak, Papua, eks anggota KKB berinisial YAW, MM, dan OM menyatakan ikrar setiap pada NKRI.

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Czi I. G. N Suriastawa menyatakan bahwa ketiga merupakan eks anggota KKB yang bergerak dibawah kendali Lekagak Talenggen. "Tiga orang yang menyerahkan diri itu merupakan anggota kelompok teroris Lekagak Talenggen," ungkapdia saat dikonfirmasi kemarin. Mereka biasa beraksi di Puncak, Papua dan belakangan intensi melakukan teror di Distrik Ilaga. Suriastawa menyebut, pihaknya sudah mengembil keterangan dari tiga eks KKB itu.

Di antaranya terkait dengan peran mereka selama menjadi bagian KKB. "Berdasarkan pengakuan dari ketiga teroris yang menyerahkan diri itu, diketahui mereka memiliki tugas yang berbeda-beda," kata Suriastawa. YAW misalnya, dia sempat terlibat bentrok di Tembagapura medio 2017 sampai 2019. Dia juga punya peran sebagai pemantau aparat keamanan yang masuk Kampung Tigilobak. MM bertugas mencari logistik serta dana dari masyarakat di wilayah operasi KKB Lekagak Talenggen. Sedang OM, hanya diberi perintah mendampingi YAW atau MM.

Ketiga eks anggota KKB itu, lanjut Suriastawa, bukan hanya menyerahkan diri. Mereka juga turut memberikan sejumlah dokumen, beberapa alat komunikasi, senjata, dan perlengkapan lainnya seperti ransel. Di antara senjata yang diserahkan kepada aparat keamanan, terdapat amunisi untuk senapan serbu SS2, anak panah, senapan angin, dan golok. "Ketiga teroris dan barang bukti sudah diserahkan kepada Satgas Nemangkawi Polri untuk pemeriksaan dan proses lebih lanjut,” jelas perwira menengah dengan tiga kembang di pundak itu. (idr/syn/)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X