Saat Mobil Listrik Bersiap Salip Fosil

- Senin, 17 Mei 2021 | 11:05 WIB
Konsep mobil listrik Subaru yang dikembangkan bersama Toyota (Carscoops)
Konsep mobil listrik Subaru yang dikembangkan bersama Toyota (Carscoops)

Era mobil listrik semakin dekat. Mereka diprediksi menggeser mobil bahan bakar minyak (BBM) dalam 10 tahun ke depan.

 

MOBIL listrik sebenarnya punya sejarah lebih panjang daripada yang dikira masyarakat. Pada 1800-an, beberapa montir di AS, Hungaria, atau Belanda sudah coba-coba memasang baterai untuk menjalankan mobil mereka. Misalnya, Robert Anderson, penemu asal Inggris, mengembangkan konsep kendaraan listrik. Lalu, William Morrison, pakar kimia dari AS, berhasil membangun mobil listrik pertama yang memang bekerja penuh.

Jarak pengembangan itu sebenarnya tak beda jauh dengan pengembangan pertama mobil BBM, yakni akhir 1800-an. Namun, sejak abad ke-20, pengembangan mobil listrik tertinggal jauh daripada fosil. Baru pada 1999, pabrikan otomotif berpikir untuk merambah teknologi listrik, itu pun hanya sebagai konsep hybrid.

Saat pandemi muncul, tiba-tiba mobil listrik mendekat dengan kencang. Banyak yang menyatakan bahwa masa di mana masyarakat bakal mengganti mesin mereka dengan baterai dan motor listrik akan terjadi. ’’EV (electric vehicles) bakal jadi kenyataan baru bagi pembeli mobil baru di Eropa pada enam tahun ke depan,’’ ungkap Julia Poliscanova, senior director untuk kendaraan dan mobilitas listrik di Transport and Environment, kepada Agence France-Presse.

Aktivis kendaraan ramah lingkungan itu memaparkan bahwa pada 2027, mobil dengan mesin listrik bakal lebih murah daripada mobil dengan mesin pembakaran. Bahkan, harga mobil sedan dan sport utility vehicles (SUV) listrik diperkirakan menyamai mobil konvensional pada 2026. Misalnya, sedan listrik yang saat ini berada di tingkat 40 ribu euro diprediksi terpangkas hingga 20 ribu euro layaknya sedan BBM.

Yang butuh waktu lebih lama adalah produksi mobil kecil. Poliscanova memprediksi produsen otomotif butuh waktu setahun lebih lama untuk membuat ongkos produksi lebih murah. ’’Dengan kebijakan yang tepat, mobil listrik bisa mengambil semua pangsa pasar moda roda empat di Eropa Barat, Selatan, bahkan di Eropa Timur pada 2035,’’ imbuhnya.

Percepatan era mobil listrik memang tidak terjadi begitu saja. Uni Eropa sengaja mendorong industri otomotif untuk bisa bergeser ke teknologi listrik. Mereka mewajibkan pabrikan mobil untuk mencapai rata-rata emisi karbon dioksida senilai 95 gram per kilometer.

Otomatis, pabrikan hanya punya sedikit pilihan. Menciptakan mesin kombusi supercanggih untuk mencegah emisi besar. Atau, beralih ke mesin listrik yang notabene nol emisi. Sebab, standar di benua biru terus mengetat, logika paling tepat jelas pilihan kedua.

Komitmen para pelaku industri mobil membuat kebutuhan komponen mesin listrik meningkat. Otomatis, produsen komponen tersebut bakal menurunkan ongkos produksi karena bisa melakukan produksi masif. Salah satu komponen yang paling penting adalah baterai. Suku cadang tersebut diperkirakan berkontribusi minimal seperempat dari total ongkos produksi.

’’Selain harga, saat konsumen melihat banyak infrastruktur kendaraan listrik dan jarak tempuh mencapai 200 mil sekali isi, mereka tak akan berpikir dua kali. Kami sudah melihat contohnya di Norwegia,’’ David Bailey, profesor ekonomi bisnis dari University of Birmingham, kepada The Guardian.

Menurut Transport & Environment, saat ini baterai masih di angka USD 100 per kilowatt hours (kWH). Namun, pada 2030 harganya bisa turun hingga USD 58 per kWH. Padahal, dengan harga komponen yang masih mahal pun, penjualan mobil listrik, terutama di Uni Eropa dan Tiongkok, sudah merangkak naik.

International Energy Association (IEA), melaporkan bahwa jumlah mobil listrik di dunia mencapai 10 juta tahun lalu. Hal tersebut didorong peningkatan penjualan 41 persen pada pandemi tahun lalu. Padahal, total penjualan mobil tengah turun 16 persen. (bil/c12/bay)

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X