Komitmen Asia Masih Tertinggal dari Eropa

- Senin, 17 Mei 2021 | 11:03 WIB
DFSK yang merilis mobil listrik.
DFSK yang merilis mobil listrik.

JIKA bicara negara pemimpin pasar mobil listrik, Tiongkok sudah pasti disebut. Namun, satu negara saja tak mungkin bersaing dengan satu benua. Saat ini Eropa memang lebih unggul dalam pertumbuhan mobil listrik jika dibandingkan dengan Asia.

Antusiasme pebisnis Tiongkok dalam industri masa depan itu tak perlu diragukan. Dalam beberapa pekan terakhir, Huawei, Xiaomi, Alibaba, bahkan DJI sudah melirik industri elektrifikasi itu. Mereka ramai-ramai memasuki pasar mobil listrik pintar. ’’Persaingan seperti ini bagus untuk mendorong inovasi,’’ ungkap William Li, pendiri perusahaan mobil listrik Tiongkok NIO, kepada Agence France-Presse.

Selama kuartal I 2021, mobil listrik baru di Tiongkok sudah mencapai 500 ribu unit. Dari sisi kuantitas, Eropa memang kalah. Namun, Eropa sudah mendekati Negeri Tirai Bambu tersebut. Pada periode yang sama, benua biru sudah menyerap 450 ribu unit.

Secara regional, Asia jelas tertinggal dari pemerintah Eropa. Komitmen pemerintahan Asia baru segelintir negara, jauh jika dibandingkan dengan Eropa. ”Wilayah Asia masih hanya mengekor dari pasar global. Selama ini, penjualan di Tiongkok berkontribusi 90 persen dari angka total benua (Asia, Red),’’ papar Anna-Marie Baisden, kepala penelitian otomotif dari Fitch Solutions, kepada CNBC.

Padahal, beberapa negara lain di Asia juga punya peran di industri otomotif dunia. Misalnya, Jepang dan India. Namun, pemerintahnya belum menyediakan insentif menarik agar pelaku industri lebih cepat melakukan transisi.

Jepang sudah menargetkan pada 2030 murni menjual mobil listrik. Ada rumor bahwa pemerintah bakal memberikan stimulus untuk pembelian mobil listrik lokal. Namun, belum ada kelanjutan dari rezim Perdana Menteri Yoshihide Suga.

India punya faktor yang berbeda. Demografi di sana masih didominasi masyarakat menengah ke bawah. Otomatis mobil listrik yang masih berstatus produk premium belum mendapatkan hati di masyarakat. ’’Kebijakan dan pelaku industri di sana sudah mendukung. Tapi, demografi justru jadi tantangan,’’ paparnya. (bil/c12/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X