Kasus Penularan di Pekerja Bandara, Singapura Naikkan Status Pembatasan Covid-19

- Sabtu, 15 Mei 2021 | 13:20 WIB
Pemeriksaan penumpang di bandara Changi, Singapura. (https://id.changiairport.com)
Pemeriksaan penumpang di bandara Changi, Singapura. (https://id.changiairport.com)

SINGAPURA– Pandemi masih membuat banyak pemerintah negara kalang kabut. Salah satunya Singapura. Negara yang pernah dinobatkan sebagai peringkat pertama dalam penanganan Covid-19 itu kini menerapkan peningkatan pembatasan kegiatan publik.

Kepala Satuan Tugas Covid-19 Singapura Lawrence Wong mengatakan, Singapura bakal memasuki tahap kedua pembatasan per 16 Mei. Kebijakan yang disebut heightened alert itu bertahan sekitar satu bulan hingga 13 Juni nanti. ’’Kebijakan ini berlaku untuk hampir semua orang. Jadi, kami mengimbau warga tetap di rumah jika tak ada keperluan mendesak,’’ ungkapnya seperti dilansir Channel News Asia.

Dalam kebijakan tersebut, aturan kegiatan sosial Singapura yang sudah sedikit longgar kembali diperketat. Misalnya, jumlah kelompok yang boleh berkerumun di tempat umum. Pemerintah yang sebelumnya mengizinkan maksimal lima orang kini hanya mengizinkan dua orang.

Hampir semua kapasitas di dalam ruangan dan acara pun dibatasi. Museum dan pengelola atraksi lainnya harus mengurangi kapasitas dari 50 persen menjadi 25 persen. Sementara itu, penyelenggara acara hanya boleh mengumpulkan 50 orang jika tanpa simulasi pra-acara. Jika sudah melakukan simulasi, batasannya menjadi 100. Sebelumnya, acara dengan simulasi bisa mengundang 250 orang, sedangkan tanpa simulasi bisa mencapai 100.

’’Semua penyedia makanan dan minuman hanya dilarang menerima pengunjung makan di tempat. Begitu juga resepsi pernikahan yang tak boleh dilakukan karena mengandung kegiatan makan,’’ ungkap Wong yang juga menjabat menteri pendidikan Singapura.

Sikap tegas pemerintah Singapura muncul setelah Kementerian Kesehatan melaporkan lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir. Di antara beberapa pusat persebaran, kasus persebaran di bandara dengan 46 orang menjadi perhatian masyarakat lokal. Sebagian besar merupakan pekerja di bandara.

Otoritas Singapura memastikan bahwa pihaknya tak segan mengetatkan kembali aturan seperti program circuit breaker tahun lalu jika tingkat persebaran tak kunjung mereda. Karena itu, mereka meminta masyarakat taat sehingga pemerintah bisa merencanakan pelonggaran aturan saat melakukan evaluasi pertengahan.

’’Kita harus bertindak tegas untuk menghentikan virus ini. Karena itu, kami mohon pengertian masyarakat untuk membatasi interaksi sosial,’’ ujarnya.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong sudah meminta karyawan bekerja di rumah dengan beberapa pengecualian. Dia juga membatasi kunjungan rumah dari saudara atau kawan dua kali per hari. Terkecuali kakek-nenek yang biasanya dimintai tolong menjaga cucu saat orang tua bekerja. Namun, lansia tersebut disarankan divaksin dulu untuk memperkecil penularan.

’’Jika Anda terpaksa keluar, praktikkan prosedur kesehatan seperti menggunakan masker dan TraceTogether (aplikasi pelacak kegiatan, Red),’’ tegas Lee menurut Agence France-Presse.

Situasi di Singapura berbanding terbalik dengan Washington DC, Amerika Serikat. Kemarin (14/5) Presiden AS Joe Biden untuk kali pertama maju ke podium di Gedung Putih tanpa menggunakan masker. ’’Ini adalah hari yang baik untuk Amerika,’’ ujar Biden saat berpidato di Rose Garden seperti dilansir Associated Press.

Biden menerapkan panduan terbaru dari Centers for Disease Control and Prevention. Lembaga penanggulangan wabah AS itu membebaskan sebagian warga untuk keluar tanpa menggunakan masker. Syaratnya, mereka sudah mendapatkan dosis penuh vaksin.

Panduan itu datang setelah beberapa pihak, termasuk Partai Republik, mengeluhkan aturan pemerintah yang tetap meminta warga mengenakan masker meski sudah divaksin. Menurut mereka, antibodi dalam vaksin tersebut sudah seharusnya menggantikan fungsi masker. ’’Karena itu, segera dapatkan vaksin. Kalau tidak, silakan pakai masker seterusnya,’’ ucap Biden.

Panduan itu tetap mewajibkan semua warga memakai masker di area tertutup sempit seperti pesawat dan bus. Atau, tempat berisiko tinggi seperti rumah sakit, penjara, atau penampungan gelandangan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X