Covid- 19 Picu Kemiskinan, Kutim Fokus Penanganan Pasca Wabah

- Sabtu, 15 Mei 2021 | 09:48 WIB
Kasmidi Bulang dan Iriawan
Kasmidi Bulang dan Iriawan

SANGATTA - Dibanding tahun sebelumnya, tercatat sudah angka penduduk miskin di Kutai Timur (Kutim) mengalami lonjakkan. Hal ini digadang-gadang karena Pandemi Covid 19 terus mewabah. 

Jumlah penduduk miskin pada 2019 terdapat 35.314 jiwa atau 9,48 persen kini grafiknya meninggi menjadi 36.980 atau 9,55 persen. Dalam keterangannya, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menuturkan klasifikasi penduduk miskin merupakan kondisi dimana hasil pembangunan tidak dapat dinikmati oleh sebagian penduduk kecil. 

"Jumlah penduduk miskin 2020 meningkat, sehingga masalah kemiskinan ini menjadi tantangan tersendiri bagi pembangunan daerah," ungkapnya. 

Tidak bisa dipungkiri, satu tahun pandemi merajalela, membuat banyak sektor kian terdampak. Sehingga, memengaruhi daya beli masyarakat yang makin merosot. Akibatnya, perekonomian ikut melemah. Termasuk di Kutim sendiri. 

"Capaian indeks manusia berkurang karena daya beli masyarakat cukup rendah. Banyak sektor yang terimbas, terutama dunia usaha," bebernya. 

Lebih lanjut, kata Ardi, bukan hanya dunia usaha. Namun sektor pariwisata juga stagnan dan mengalami kondisi keterpurukan mendalam. Begitu pula dengan karyawan perusahaan yang terpaksa dirumahkan karena pendapatan perusahaan ikut carut-marut. 

"Kondisi ekonomi melemah karena beberapa faktor, usaha sepi, pariwisata tutup dan pegawai perusahaan banyak yang dirumahkan. Indikator ini lah salah satu yang paling besar terdampak wabah," ujar ia. 

Dengan konsep pemerintahan yang baru, menurutnya, tidak dapat lagi menggelontorkan gagasan untuk mengatasi Covid 19. Namun kata dia menyelesaikan dan fokus pada kondisi pasca wabah menjadi PR kembali. 

"Kami telah memilih salah satu konsep, yaitu mengatasi dampaknya bukan mengatasi Covid 19 nya. Secara nasional kita sudah melakukan terobosan, dengan merealokasikan 8 persen. Dengan angka yang demikian, kami fokus ke ketahanan pangan," imbuh ia. 

Tidak hanya itu, kata dia Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga menurun. Padahal ini merupakan salah satu indikator untuk mengetahui hasil dari proses pembangunan selain dengan menggunakan Produk Domestik Jasa. IPM Kutim pada 2020 mengalami penurunan sebesar 0,49 poin dari 2019, yakni sebesar Rp11.196,00 menjadi Rp10.485,00 di tahun 2020. 

"Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya pengeluaran perkapita yang disebabkan karena adanya pandemi Covid 19 yang terjadi. Seperti diketahui IPM 2020 hanya 73, lebih rendah dari 2019, yang mencapai 73,49," tuturnya. (*/la)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X