Mulai menarik perhatian masyarakat pada masa pandemi, nyatanya olahraga berkuda saat ini digandrungi warga Kota Minyak. Membuat beberapa pihak berinisiatif membuka wadah untuk berlatih menunggangi hewan yang terkenal berkecepatan rata-rata 88 km per jam itu.
OKTAVIA MEGARIA, Balikpapan
BANG Kumis (BK) Stable, ialah salah satu lokasi latihan di Balikpapan yang baru-baru ini mewarnai cabang olahraga tersebut. Sekolah berkuda yang baru beroperasi akhir tahun lalu itu berada di Jalan Indrakila, Gang Swadaya, Gunung Bahagia, Balikpapan Utara.
Saat ini, ada sembilan kuda ditempatkan di BK Stable. Di mana, lima kuda milik sendiri, sisanya merupakan titipan orang untuk dirawat. Adapun tiga kuda di antaranya kerap digunakan untuk latihan.
Sang pemilik, Muhammad Abdu berkata, dirinya membuka sekolah itu berawal dari hobinya berkuda. Selama menggeluti dunia tersebut, dirinya melihat ketertarikan warga terhadap berkuda trennya meningkat. “Jadi, beberapa teman berkuda kasih saran, untuk buka sekolah juga. Makanya tempat latihan yang dulunya untuk pribadi, saya buka untuk umum,” ujarnya.
Sehari-harinya, kata dia, sekolah ini beraktivitas melayani peserta usia anak-anak hingga dewasa. Juga pada akhir pekan, klub berkuda itu menggelar endurance, yakni kegiatan berkuda di jalan. Pantai dan area perbukitan sering jadi tempat persinggahan.
Dikarenakan keterbatasan pelatih, dia mengaku masih membatasi peserta latihan. Hanya melatih sepuluh orang. Hal itu juga untuk menyeimbangkan waktu antara jam latihan dan merawat kuda. Meski demikian, pelatih berkuda di BK Stable sudah bersertifikasi setelah menimba ilmu sekolah berkuda di Belanda.
Seiring berjalannya waktu, ketertarikan masyarakat akan kuda menurutnya terbilang tinggi. Tak hanya untuk wisata tapi dalam bidang olahraga.
Dia tak menampik, olahraga itu cenderung mengeluarkan biaya yang cukup besar. Baginya, hal itu cukup wajar. Mengingat kuda termasuk hewan yang harga beli dan perawatannya, memaksa si pemilik merogoh kocek dalam-dalam.
“Dibanding harga beli, perawatannya memang jauh lebih mahal. Bahkan tarif di sini bisa dibilang lebih murah dibanding Pulau Jawa, seperti Bandung dan Surabaya. Stable-stable besar di sana biasa mematok harga Rp 1 juta per bulan,” tutur pria berusia 36 tahun itu.
Berbeda dengan di Kota Minyak. Karena masih baru, tarifnya pun lebih rendah. Apalagi ia dan kawan-kawannya, masih ingin memperkenalkan olahraga berkuda lebih jauh.
Untuk informasi, di BK Stable mematok biaya Rp 500 ribu untuk empat kali pertemuan dalam sebulan. Dengan durasi waktu 45 menit di setiap satu kali pertemuan. Jika berkunjung sore hari, pengunjung bisa menikmati fun ride. Dengan mengeluarkan biaya Rp 25 ribu, pengunjung bisa mengitari kawasan stable dipandu sang pelatih.