Kerahkan Pasukan dari Tiga Kodam, TNI Persempit Ruang Gerak KKB

- Sabtu, 8 Mei 2021 | 12:10 WIB
MENYERAH: Sebanyak 10 anggota KKB anak buah Puron Wenda menyatakan kembali ke NKRI di Lanny Jaya, beberapa waktu lalu.
MENYERAH: Sebanyak 10 anggota KKB anak buah Puron Wenda menyatakan kembali ke NKRI di Lanny Jaya, beberapa waktu lalu.

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang telah ditetapkan sebagai teroris, makin sering berulah di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.

 

PAPUA–Berdasar data Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, kelompok teroris di Papua telah membakar sekolah dan puskesmas. Aksi ini dilakukan lantaran semakin tersudut. Mereka tidak beraksi di wilayah lain lantaran ruang geraknya semakin sempit.

Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa menyatakan, KKB tidak hanya tersudutkan karena tindakan yang sudah dilakukan aparat keamanan. Mereka juga tidak lagi mendapat dukungan masyarakat. Di Puncak pun, KKB sudah ditinggalkan masyarakat.

Sebab, mereka berkali-kali menebar teror. Saat ini, Suriastawa menuturkan, KKB tengah mencari tempat yang bisa mereka jadikan area berlindung. “Untuk mempertahankan diri,” ungkapnya.

Dia memastikan, aparat TNI dan Polri tidak akan berhenti mengejar KKB. Pasukan dari tiga kodam siap dikerahkan ke Papua. Yakni, Kodam III/Siliwangi, Kodam IV/Diponegoro, dan Kodam V/Brawijaya. Mereka dipersiapkan jauh hari untuk mengisi pos-pos di perbatasan Papua–Papua Nugini. “Kami akan mengejar, menangkap pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, baik kepada masyarakat Papua maupun masyarakat Indonesia secara keseluruhan,” terang Suriastawa.

Dia menegaskan kembali bahwa keputusan pemerintah menjadikan KKB sebagai organisasi teroris sudah tepat. Sebab, ulah kelompok tersebut sangat kejam. “Mereka selalu melakukan teror berupa pembunuhan, kekerasan bersenjata yang menyasar aparat dan masyarakat sipil, serta perusakan sarana umum dengan membakar sekolah, puskesmas, dan lain-lain,” jelasnya.

Data yang dibeberkan pemerintah membuktikan hal itu. Sebanyak 120 korban luka-luka dari aksi KKB tiga tahun belakangan didominasi masyarakat sipil. Sementara itu, korban meninggal mencapai 95 orang. Lebih banyak masyarakat sipil ketimbang aparat TNI dan Polri.

Abelom Kogoya, kepala suku di Kampung Kinak, Ilaga Utara, menyatakan sempat diancam oleh kelompok tersebut. Tidak tanggung-tanggung, ancamannya tembak mati. Beruntung, dia bisa selamat. Dia meminta masyarakat di Puncak lebih hati-hati. Abelom juga mengharapkan masyarakat tidak mudah dihasut oleh KKB. (JPC/ind/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ibu Melahirkan Bisa Cuti hingga Enam Bulan

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:30 WIB

Layani Mudik Gratis, TNI-AL Kerahkan Kapal Perang

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:17 WIB

IKN Belum Dibekali Gedung BMKG

Senin, 25 Maret 2024 | 19:00 WIB

76 Persen CJH Masuk Kategori Risiko Tinggi

Senin, 25 Maret 2024 | 12:10 WIB

Kemenag: Visa Nonhaji Berisiko Ditolak

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:50 WIB

Polri Upaya Pulangkan Dua Pelaku TPPO di Jerman

Sabtu, 23 Maret 2024 | 12:30 WIB

Operasi Ketupat Mudik Dimulai 4 April

Sabtu, 23 Maret 2024 | 11:30 WIB

Kaji Umrah Backpacker, Menag Terbang ke Saudi

Jumat, 22 Maret 2024 | 20:22 WIB
X