Format Liga Indonesia musim ini tengah digodok. Salah satu yang sukses memicu pro dan kontra adalah wacana peniadaan degradasi dari Liga 1.
WACANA itu mencuat dalam rapat Komite Eksekutif alias Exco PSSI, beberapa hari lalu. Terdapat beberapa pertimbangan yang menjadi titik awal munculnya rencana tersebut.
Pandemi Covid-19 yang belum teratasi membuat kondisi klub belum stabil jadi faktor terbesar. Selain itu, mayoritas klub kontestan Liga 1 juga disebut setuju dengan wacana tersebut. Dan, wacana itu mungkin dilakukan lantaran tak melanggar statuta PSSI.
"Jadi waktu rapat Exco PSSI, ada surat masuk dari 13 klub Liga 1 dan 16 klub Liga 2, memohon kompetisi 2021 tanpa degradasi terlebih dahulu karena masih masa pandemi," ujar anggota Exco PSSI Yoyok Sukawi.
Hanya, di antara sederet klub yang disebut mengusulkan peniadaan degradasi, ada klub asal Kaltim, Borneo FC Samarinda yang mengambil sikap berbeda. Mereka menolak wacana tersebut. Peniadaan degradasi disebut akan menurunkan atmosfer persaingan sehat dalam kompetisi.
Presiden Borneo FC Samarinda Nabil Husein Said Amin menyayangkan jika degradasi ditiadakan. Sebab bisa mengurangi persaingan tim yang berada di papan bawah. "Kami sangat memahami situasi liga yang akan dihadapi. Jadi kami minta aturan yang jelas. Jika tanpa degradasi merupakan kemunduran bagi sepak bola Indonesia," keluh Nabil.
Di sisi lain, wacana peniadaan degradasi bisa memicu kesedihan bagi kontestan Liga 2. Apalagi beberapa klub tampak serius membentuk tim untuk dapat promosi ke Liga 1. "Banyak klub Liga 2 yang serius menatap kompetisi. Jangan sampai mereka kecewa jika Liga 1 tanpa degradasi," imbuhnya.
Namun Nabil optimistis operator liga serta PSSI bisa bersikap bijak menyikapi aturan yang akan diberlakukan. Sebab yang terbaik untuk seluruh klub dipastikan berbanding lurus dengan kemajuan sepak bola Tanah Air. "Selalu utamakan diskusi sebelum mengambil keputusan. Setiap kebijakan akan memengaruhi nasib sepak bola Indonesia ke depan," pungkasnya. (abi/ndy)