TANJUNG REDEB – Jumlah penumpang di Bandara Kalimarau, sejak 1 hingga 6 Mei mengalami kenaikan 20 - 25 persen. Hal ini diungkapkan Kepala Seksi Pelayanan dan Kerja Sama Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kalimarau, Erma.
Ia menuturkan, sebelum pemberlakuan larangan mudik diberlakukan, penumpang di Bandara Kalimarau tidak terlalu membeludak, namun sejak awal Mei jumlah penumpang mencapai 500 hingga 600 orang dalam sehari. “Iya ada kenaikan yang cukup signifikan, karena mengejar waktu pelarangan mudik,” paparnya.
Ia mengatakan, setiap penumpang yang hendak naik ke pesawat telah dilakukan pemeriksaan antigen dan dinyatakan negatif. Diakuinya, kenaikan ini merupakan momen setiap menjelang hari besar, seperti Idulfitri, Natal dan tahun baru. “Untuk penerbangan terakhir itu tadi pagi (kemarin, Red) pukul 07.00 Wita, dari maskapai Lion Air,” katanya.
Meskipun tidak ada maskapai yang beroprasi, Erma mengatakan, operasional kegiatan di Bandara Kalimarau tetap berjalan normal. “Tidak tutup, tetap berjalan normal, hanya maskapainya saja yang tidak beroprasi sejak 7 hingga 17 Mei mendatang,” paparnya.
Sementara itu, Lukman, salah seorang calon penumpang mengatakan, dirinya baru mendapatkan izin kerja pada 6 Mei, sehingga mau tidak mau memesan tiket pesawat tujuan ke Surabaya pada tanggal yang sudah mepet. “Tadi ada khawatir juga, bisa nggak ya, tapi alhamdulillah masih bisa,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, sebenarnya ia tidak ingin pulang kampung, jika tidak ada kebutuhan mendesak. “Ibu saya sakit, makanya dari awal bulan saya minta cuti kerja, akhirnya disetujui, dan Alhamdulillah masih bisa terbang,” paparnya.
Sementara itu, salah seorang pemilik travel di Berau, Desta mengatakan, untuk jalur darat, ia mendapatkan informasi masih bisa dilalui dan aman, asal sopir dan penumpang menunjukkan kartu identitas dan surat rapid antigen dengan hasil negatif.
“Tadi sopir saya nelepon, katanya masih bisa masuk ke Samarinda, dengan menunjukkan surat antigen,” ucapnya.
Ia berharap, agar kebijakan penutupan mudik untuk antar kabupaten kota di Kaltim bisa dilonggarkan. Diakuinya, pandemi ini sudah membuat perekonomiannya memburuk. Momen Idulfitri, diakuinya sebagai salah satu momen mengumpulkan pundi-pundi rupiah.
“Kalau bisa jangan dilarang, selama penumpang kami membawa surat antigen dengan hasil negatif,” pungkasnya. (hmd/ind/k15)