Kocek dari APBN digelontorkan untuk membantu petani. Termasuk membenahi sistem irigasi.
SANGATTA–Segala persiapan dilakukan Kutai Timur (Kutim) sejak dini dalam persiapan menjadi daerah pemasok kebutuhan pangan jika ibu kota negara (IKN) pindah ke Kaltim nanti. Termasuk dalam menyiapkan irigasi di beberapa kecamatan.
Untuk diketahui, tujuh kecamatan di Kutim selama bertahun-tahun lamanya belum memiliki irigasi untuk persawahan. Sehingga, tanpa melalui pemerintah setempat, anggota DPR RI, yang juga merupakan putra daerah Kutim, Irwan mengaku telah memperjuangkan hak kelompok tani (poktan) yang memiliki sawah namun tidak ditunjang kebutuhan irigasinya.
Irwan menyebut, dirinya telah menjalankan program pengadaan irigasi di beberapa daerah di Kutim seperti Cipta Graha, Kaubun, Pesap, Muara Bengkal, Tanah Abang, Segoi Makmur, Tanah Datar, Sepaso, Mekar Jaya, Sekrat, dan Kandolo.
Saat dikonfirmasi harian ini, Irwan mengatakan, tujuan dirinya mengupayakan irigasi agar petani Kaltim, khususnya Kutim menjadi, lebih sejahtera. Bahkan diharap mampu meningkatkan ketahanan pangan nasional dan daerah, terutama persiapan menyambut IKN.
"Tidak melalui pemkab, karena ini langsung dari kementerian menggunakan APBN dan murni usulan serta pendampingan saya," ungkap Irwan, kemarin (5/5).
Selama ini, sejumlah petani kerap membuat aliran irigasi sederhana non-permanen. Tak ayal, hal ini sangat merugikan karena mudah runtuh. Sejauh ini, beberapa petani pun hanya mengandalkan tadahan air hujan dan aliran air berupa parit-parit kecil hasil swadaya kelompok tani itu sendiri.
Ditemui terpisah, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menuturkan, APBD akan ikut menyumbang dalam pembenahan infrastruktur. Termasuk menopang kebutuhan petani.
"APBD Kutim akan difokuskan untuk infrastruktur. Apapun yang berkaitan dengan akses, termasuk kebutuhan pertanian," terang dia.
Baru-baru ini, dia menginstruksikan seluruh ASN untuk membeli beras lokal yang berasal dari dua desa di Kecamatan Kaubun pada musim panen Maret lalu, yaitu Desa Cipta Graha dan Desa Bumi Rapak.
"Kita ada surplus produksi sebanyak 290 ton beras, semua ASN harus beli. Ini juga membuktikan kalau beras Kutim masih stabil dan melimpah. Bisa saja berpotensi mendukung ibu kota negara," tutupnya. (*/la/dwi/k8)