Indonesia di Jurang Resesi, Pertumbuhan Kuartal I Minus Lagi

- Kamis, 6 Mei 2021 | 15:12 WIB
Kepala BPS Suhariyanto menegaskan, penyumbang kontraksi terbesar adalah konsumsi rumah tangga.
Kepala BPS Suhariyanto menegaskan, penyumbang kontraksi terbesar adalah konsumsi rumah tangga.

JAKARTA– Meski mulai memasuki tahap pemulihan ekonomi, faktanya Indonesia masih berada pada jurang resesi. Dalam laporan terbarunya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun ini masih negatif. Tepatnya, minus 0,74 persen.

Kepala BPS Suhariyanto menegaskan, penyumbang kontraksi terbesar adalah konsumsi rumah tangga. Pada kuartal I tahun ini, konsumsi rumah tangga tercatat minus 2,23 persen. Kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun ini mencapai minus 1,22 persen.

’’Dari komponen pengeluaran, kita bisa melihat bahwa konsumsi rumah tangga merupakan sumber kontraksi yang dalam,’’ terang Suhariyanto (5/5). Berdasar pengeluaran atas dasar harga berlaku, struktur produk domestik bruto (PDB) kuartal I 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Sejauh ini, konsumsi rumah tangga masih menjadi komponen perekonomian yang paling dominan. Komposisinya berkisar 56,93 persen terhadap PDB. Artinya, konsumsi rumah tangga punya dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dari Surabaya, Kepala BPS Jawa Timur (Jatim) Dadang Hardiwan melaporkan bahwa perekonomian di wilayahnya juga membaik meskipun masih resesi. Produk domestik regional bruto (PDRB) Jatim atas dasar harga berlaku dalam triwulan I tahun ini mencapai Rp 587,33 triliun. Jika dikalkulasi dengan harga konstan, PDRB provinsi tercatat Rp 406,43 triliun.

Secara year-on-year (YoY), ekonomi Jatim hanya terkontraksi 0,44 persen. Itu capaian yang baik mengingat dua bulan pertama tahun lalu, rapor perekonomian belum terpengaruh pandemi Covid-19.

Berbagai sektor usaha yang menjadi pilar ekonomi Jatim, menurut Dadang, mulai tumbuh. Misalnya, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sektor tersebut naik 4,74 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan tertinggi tercatat pada sektor informasi dan komunikasi sebesar 8,47 persen.

’’Tapi, sektor transportasi dan pergudangan turun 13,30 secara YoY. Yang paling vital, sektor industri pengolahan masih turun 10,63 persen,’’ ungkapnya.

Dadang menambahkan bahwa industri pengolahan menyumbangkan 30 persen dari total PDRB Jatim. Suhariyanto berharap kinerja konsumsi rumah tangga terus membaik. Dia optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun ini akan positif. ’’Dengan perkembangan indikator yang terus membaik dan dengan low based effect pada kuartal II 2020, kami berharap ekonomi kuartal II 2021 bisa menyentuh zona positif,’’ urainya.

Senada dengan BPS, pemerintah pun percaya diri soal prospek ekonomi kuartal II. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen. ’’Diperkirakan, kuartal II pertumbuhannya 6,9 sampai 7,8 persen,’’ jelasnya. Target itu tercapai asalkan konsumsi rumah tangga juga tumbuh positif pada kuartal II 2021.

Selain konsumsi rumah tangga, pemerintah terus mendorong kinerja para pelaku usaha. Utamanya yang berada pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki masih melanjutkan program bantuan produktif usaha mikro (BPUM) dan subsidi bunga.

Anggaran BPUM yang mencapai Rp 15,36 triliun menyasar 12,8 juta pelaku usaha. Penyalurannya dilakukan bertahap sampai kuartal III tahun ini. Kini, realisasinya sudah tersalurkan kepada 8,6 juta pelaku usaha. ’’Ini akan kami maksimalkan sampai akhir Lebaran,” ucap Teten.

Sementara itu, untuk relaksasi subsidi bunga, pemerintah memberi tambahan 3 persen. Sampai akhir Desember nanti, suku bunga KUR 3 persen. Pemerintah mendukung pembiayaan untuk pelaku UMKM lewat KUR. Targetnya Rp 250 triliun. ’’Saya kira ini berkaitan juga dengan kemampuan untuk mendorong daya beli masyarakat,” tandasnya. (dee/agf/han/bil/c7/hep)

 

-angle dua-

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB

Pekerjaan Rumah Gubernur Kaltim

Selasa, 16 April 2024 | 09:51 WIB

Usulkan Budi Daya Madu Kelulut dan Tata Boga

Selasa, 16 April 2024 | 09:02 WIB
X