Inflasi Ramadan Hanya 0,16 Persen

- Selasa, 4 Mei 2021 | 17:31 WIB

SAMARINDA- Inflasi di Kaltim pada momen Ramadan dipastikan terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada April 2021, Bumi Etam hanya mengalami inflasi sebesar 0,16 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender 0,69 persen dan tingkat Inflasi tahun ke tahun sebesar 1,05 persen. Pada Mei inflasi diprediksi bisa lebih tinggi seiring memasuki momentum Idulfitri.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Anggoro Dwitjahyono mengatakan, pada April lalu terjadi perubahan indeks harga konsumen (IHK) dari 104,44 pada Maret 2021 menjadi 104,61 pada April 2021. Sehingga terjadi inflasi sebesar 0,16 persen. “Inflasi April masih berada pada rentang yang rendah dan terkendali,” ujarnya pada rilis bulanan BPS Kaltim secara virtual, Senin (3/5).

Anggoro menjelaskan, inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,69 persen; diikuti pakaian dan alas kaki sebesar 0,47 persen; perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,30 persen; serta makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,29 persen.

Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya juga mengalami peningkatan sebesar 0,22 persen; juga transportasi sebesar 0,09 persen; perumahan, air, listrik bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen, dan penyediaan makanan dan minuman dan restoran sebesar 0,02 persen.

Sementara itu, kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kesehatan sebesar 0,26 persen dan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen. Untuk kelompok pendidikan pada April 2021 tidak mengalami perubahan indeks dibanding bulan sebelumnya.

“Jika kita lihat per kota pembentuk inflasi Kaltim, pada April 2021 terjadi inflasi untuk Samarinda sebesar 0,26 persen dan Balikpapan sebesar 0,02 persen,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, sesuai hitungan BI tahun ini inflasi masih terkendali. Inflasi Kaltim saat Ramadan diprediksikan memang meningkat, pada April maupun Mei mendatang. Meski naik, inflasi diprediksikan masih berada pada rentang yang terkendali, yaitu mencapai 3±1 persen.

“Secara umum inflasi kita masih rendah dan stabil, bahkan masih ada beberapa komoditas yang menyumbang deflasi. Sehingga, menjadi penahan laju pertumbuhan inflasi kita,” tuturnya.

Pada Idulfitri, inflasi diprediksi meningkat seperti biasanya yang berasal dari komoditas pangan. Sedangkan untuk tiket pesawat diprediksi menyumbang deflasi dan menjadi penahan lajunya inflasi Lebaran. Tiket pesawat mengalami deflasi seiring larangan mudik di Indonesia. Larangan mudik membuat permintaan tiket akan moderat tidak terlalu tinggi, bagus dari sisi inflasi dan bagus juga untuk kesehatan masyarakat.

“Biasanya sumbangan inflasi pada Idulfitri berasal dari pangan dan tiket pesawat. Tiket pesawat bisa terkendali dan menahan laju pertumbuhan inflasi, seiring larangan mudik. Tinggal bagaimana menangani peningkatan inflasi dari pangan, agar inflasi Idulfitri tetap terkendali,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X