Konsumsi Masyarakat Belum Pulih, Daya Beli dan Inflasi Masih Rendah

- Selasa, 4 Mei 2021 | 17:15 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA– Indeks harga konsumen (IHK) bergerak naik. Badan pusat statistik (BPS) mencatat inflasi April pada angka 0,13 persen. Bulan lalu, inflasi berkisar 0,08 persen. Kendati ada sejumlah indikator ekonomi yang membaik, aktivitas masyarakat secara umum belum normal. Terutama yang berkaitan dengan konsumsi.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menyebutkan, harga daging ayam ras menjadi salah satu kontributor terbesar inflasi April. ”Komoditas yang menyumbang inflasi 0,13 persen, antara lain, daging ayam ras, minyak goreng, jeruk, emas perhiasan, rokok kretek filter, ikan segar, dan ayam hidup,’’ terangnya (3/5).

Harga daging ayam ras, menurut dia, naik karena tingginya permintaan menjelang Lebaran 2021. Bukan hanya itu, harga pakan ayam juga naik. Itu berpengaruh pada ongkos produksi yang berujung pada naiknya harga daging ayam ras.

Berdasar survei BPS terhadap 90 kota IHK, inflasi terjadi pada 72 kota. Sementara itu, sekitar 18 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kotamobagu dengan angka 1,31 persen. Inflasi terendah tercatat di Jogjakarta sebesar 0,01 persen.

Hal lain yang memengaruhi inflasi adalah meningkatnya tren pembelian emas jelang hari raya. ”Ada peningkatan harga emas batangan. Itu juga berpengaruh pada harga emas perhiasan. Kenaikan harga emas perhiasan terjadi di 60 kota IHK. Yang tertinggi terjadi di Pare-Pare, Medan, dan Bukittinggi sebesar 3 persen,’’ papar Setianto.

Sementara itu, Kepala BPS Jawa Timur (Jatim) Dadang Hardiwan menyatakan bahwa tren inflasi di wilayahnya terus mengecil. Data April menunjukkan, kenaikan rata-rata harga komoditas mencapai 0,1 persen jika dibandingkan pada Maret. ’’Capaian tersebut cukup mengagumkan mengingat ini adalah momen Lebaran. Seharusnya, bahan pokok dan produk lainnya melonjak tinggi,’’ ungkapnya.

Kategori makanan, minuman, dan tembakau menahan inflasi April. Sebab, beberapa komoditas pertanian turun harga akibat panen raya. ’’Komoditas seperti cabai rawit, beras, dan bawang merah turun harga bulan lalu. Bahkan, cabai rawit turun 26,05 persen,’’ ungkap Dadang. Komoditas yang mendongkrak harga adalah ayam ras dan emas.

Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana memandang inflasi yang dipicu komoditas pangan menjelang Lebaran itu sebagai agregat yang meningkat. Namun, permintaan masyarakat masih belum pulih. Tren kenaikan harga juga masih akan berlanjut meskipun bertahap. ”Terutama sepanjang kuartal II di tengah meningkatnya mobilitas dan cakupan vaksinasi dalam masyarakat,’’ imbuhnya.

Bulan lalu, PMI manufaktur juga mencatatkan rekor baru pada angka 54,6. Itu merupakan dampak positif dari permintaan domestik yang naik. Namun, menurut Wisnu, pembatasan mobilitas masyarakat pada momen Idul Fitri bisa mendatangkan kerugian. ”Secara umum, inflasi yang masih dalam kisaran rendah ini mengindikasikan bahwa kegiatan ekonomi belum normal seperti saat sebelum pandemi,’’ tandas Wisnu. (dee/bil/c12/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB

Pemprov Kaltara Tawarkan 17 IPRO ke Amerika

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:30 WIB
X