Kedepankan Kualitas dan Profesionalitas

- Selasa, 4 Mei 2021 | 14:16 WIB
MENINGKAT: Sempat pesimis saat Covid-19 tahun lalu. Nyatanya penjualan parsel naik 30 persen dibanding sebelum pandemi. Kehadiran parsel kayaknya silaturahmi.
MENINGKAT: Sempat pesimis saat Covid-19 tahun lalu. Nyatanya penjualan parsel naik 30 persen dibanding sebelum pandemi. Kehadiran parsel kayaknya silaturahmi.

PUNYA pengalaman kerja di hotel, membuat Wahyu Pratama yakin untuk resign lalu memulai bisnis catering. Selain itu, keahlian autodidak dalam memasak jadi bekal penting lainnya. Menjajal bisnis kuliner dan mengantarkannya hingga saat ini.

“Jadi setelah istri buka usaha parsel, setahun kemudian sekitar 2015 itu mulai catering. Dan memang untuk bikin usaha di tahun itu sedang bagus. Promosi dari teman, sampai akhirnya dipercaya perusahaan untuk acara,” beber Wahyu.

Diceritakan sang istri, Rusita atau Ita, jika suaminya itu memang hobi memasak. Sebelum yakin membuka usaha catering, mereka memang suka mengajak teman untuk sekadar masak bersama setiap akhir pekan.

Hingga beberapa teman pun merekomendasikan, kenapa tidak buka usaha atau warung makan. Baru sebulan bisnis catering berjalan, kala itu masih melayani lunch box perusahaan atau kantoran. “Ada yang kontrak langsung untuk sebulan, sediakan menu buka puasa travel. Alhamdulillah,” sambung Wahyu.

Ita juga menyebut, jika lingkungan kecil Wahyu memang berada di keluarga usaha catering. Sehingga memang secara tidak sadar, dia paham bagaimana cara kerja dan sistem catering.

“Keluarga memang ada yang punya usaha catering. Nah saat memutuskan pindah ke Samarinda sekitar 2016, itu memang kami mulai usaha dari 0. Istri pasarkan parsel dari awal, saya juga promosikan catering mulai dari lunch box lagi ke kantor-kantor,” papar pria kelahiran 1985 itu.

Tak mudah. Persaingan kompetitif kala itu membuat mereka tak menyerah. Perlahan tapi pasti, mulai dikenal. Ita juga menyebut jika mulai masif memasarkan via online. Ketika membuat target, dia juga bersyukur dapat terpenuhi.

“Misal kayak pengin bisa layani catering di gedung ini, atau di hotel itu. Alhamdulillah keturutan semua. Rasanya semua gedung di Samarinda, kami sudah pernah,” kata Ita lalu tersenyum.

Sang istri yang memang suka menyusun atau merangkai, jadi kombinasi yang pas ketika menyusun layout meja prasmanan. Mereka sepakat, bahwa profesionalitas itu penting. Segala pekerjaan juga harus sempurna.

Sebab mereka ingin meninggalkan kesan baik kepada siapa saja. Menjadi pondasi penting dalam berusaha. “Selain utamakan rasa yang memang penting, juga tentu kebersihan, kerapian. Jadinya inshaallah bisa dipercaya orang kembali,” lanjut Wahyu.

Dia bersyukur jika di Samarinda, pengusaha catering saling merangkul. Sehingga dapat saling berbagi. Selama pandemi, tentu usaha terdampak. Namun dia menekankan jika tetap harus menjaga persaingan secara sehat.

“Beberapa event seperti wedding itu ada yang batal, ada juga yang kurangin porsi. Tetap bersyukur, berapapun jumlah pax event harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Prinsipnya bertahan saja dulu,” kata pria yang juga tergabung di Indonesian Chef Association (ICA) Samarinda itu. (rdm)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X