BALIKPAPAN- Proyek perluasan kilang minyak atau Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan terus berlanjut meski di tengah pandemi. Proyek yang menelan biaya triliuan rupiah ini baru saja menuntaskan pembangunan New Flare Balikpapan II.
Diketahui, pembangunan New Flare Balikpapan II merupakan pemindahan flare Balikpapan II existing. Selanjutnya di lokasi eks flare existing tersebut akan dibangun unit-unit utama pengembangan kilang. “Flare system sendiri berfungsi untuk membakar gas sisa proses produksi kilang dan untuk menjaga operasional kilang tetap stabil dan tetap memenuhi regulasi emisi dari pemerintah sehingga ramah lingkungan,” ujar Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Balikpapan Reno Marina Shahputri.
Relokasi flare ini merupakan hasil kerja sama operasi antara dua perusahaan, yaitu PT Adhi Karya dengan PT Rekayasa Industri yang pembangunannya telah dibuat sejak Februari 2019 lalu. “Flare Balikpapan II bertujuan untuk mengantisipasi kenaikan pengolahan kilang yang semula hanya 260 ribu barel per hari menjadi 300 ribu,” sambungnya.
Setelah selesainya proyek RDMP ini, kilang Pertamina Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan sebesar 360 ribu barel per hari dan juga peningkatan produk dari yang saat ini Euro II menjadi Euro V. Instrumen pembangunan new flare Balikpapan II ini menggunakan pipa 78 inci di sekitar garis pagar pantai Pertamina, dengan ketinggian total di atas permukaan laut.
“Di sekitar platform flare sudah dipasang pelampung pembatas dan sarana bantu navigasi pelayaran untuk menghindari kapal masuk menuju operasional kilang,” ujarnya.
Ia menambahkan, lokasi flare tersebut juga telah sesuai dengan rekomendasi Dirjen Perhubungan Udara dan Dirjen Perhubungan Laut. Pembangunan New Flare Balikpapan II dilakukan dengan menggunakan platform atau tempat kedudukan flare yang menggunakan pipa pancang steel pipe pile berlapis khusus tahan karat.
Pada platform yang sama dibangun juga flare HCC yang akan dioperasikan saat pembangunan kilang telah selesai, di mana nantinya terdapat dua di platform yang akan menyala secara bersamaan. Mengingat pembangunannya dilakukan di atas platform yang memiliki keterbatasan dalam penggunaan crane besar, maka untuk dapat mencapai ketinggian derrick digunakan gin pole system dan memanfaatkan RAT (Rope Access Technician).
“Pembangunan ini menggunakan sistem teknologi baru dan ditangani oleh tenaga kerja Indonesia yang telah berpengalaman di bidang energi, hal ini sekaligus menjadi kebanggaan bagi bangsa kita,” tutupnya.
Sebelumnya, di awal tahun ini pembangunan RDMP Balikpapan telah mencapai 27,99 persen. Terpantau, pembangunan sudah terlihat, seperti gedung perkantoran dan fasilitas di dalam. Proyek ini menelan anggaran hingga USD 6,5 miliar. (aji/ndu/k15)