Permintaan Alat Berat Kembali ke Jalur Positif

- Selasa, 4 Mei 2021 | 09:55 WIB
Asa pemulihan ekonomi Bumi Etam kembali terlihat. Salah satu indikatornya produksi alat berat pada kuartal I 2021 mencatat mengalami pertumbuhan sebesar 39,4 persen secara tahunan atau menjadi 1.417 unit. Sebagian besar mengarah ke pertambangan batu bara.
Asa pemulihan ekonomi Bumi Etam kembali terlihat. Salah satu indikatornya produksi alat berat pada kuartal I 2021 mencatat mengalami pertumbuhan sebesar 39,4 persen secara tahunan atau menjadi 1.417 unit. Sebagian besar mengarah ke pertambangan batu bara.

BALIKPAPAN- Asa pemulihan ekonomi Bumi Etam kembali terlihat. Salah satu indikatornya produksi alat berat pada kuartal I 2021 mencatat mengalami pertumbuhan sebesar 39,4 persen secara tahunan atau menjadi 1.417 unit. Sebagian besar mengarah ke pertambangan batu bara.

Berdasarkan data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), pertumbuhan tersebut disokong oleh hydraulic excavator yang tumbuh 33,4 persen secara tahunan menjadi 1.331 unit. Alat berat serbaguna untuk menggali tanah ini berkontribusi sebanyak 93,9 persen terhadap produksi nasional.

Ketua Hinabi Jamaluddin mengatakan, pada tahun ini produksi alat berat diperkirakan tumbuh. Namun masih sulit kembali ke level lebih dari 6.000 unit seperti pada 2019. Menurutnya, kondisi industri pertambangan dan konstruksi, khususnya batu bara sangat memengaruhi sektor alat berat. Pada tahun ini, permintaan alat berat diperkirakan meningkat, tetapi akan diisi oleh produk impor.

“Permintaan alat berat ini dominasi dari Kalimantan, Sumatra, kemudian Sulawesi,” ungkapnya, Minggu (2/5). Pada tahun lalu, di tengah pandemi Covid-19, produksi alat berat turun 43,45 persen secara tahunan menjadi 3.427 unit. Angka ini merupakan yang paling rendah sejak 10 tahun terakhir.

Sementara itu emiten pertambangan dan alat berat PT United Tractors Tbk. (UNTR) membukukan pertumbuhan laba pada kuartal I 2021 meskipun pendapatannya menurun. Dari laporan keuangan Bursa Efek Indonesia (BEI), pada kuartal I 2021 UNTR membukukan pendapatan Rp 17,89 triliun, turun 2,27 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp 18,31 triliun.

Pendapatan masing-masing unit usaha yaitu mesin konstruksi (Rp 4,35 triliun), kontraktor penambangan (Rp 6,97 triliun), pertambangan batu bara (Rp 3,96 triliun), pertambangan emas (Rp 2,24 triliun), dan industri konstruksi (Rp 380 miliar) secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 24 persen, 39 persen, 22 persen, 13 persen dan 2 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Direktur United Tractors Iman Nurwahyu mengatakan bahwa perseroan berencana untuk merevisi target penjualan alat berat 2021 seiring dengan meningkatnya permintaan karena penguatan harga batu bara dan membaiknya aktivitas konstruksi pada tahun ini.

“Kami akan koreksi naik atas penjualan alat berat tetapi keputusan koreksi naik itu akan kami tunggu hasil dari kuartal I 2021, kalau benar permintaan naik, indikasinya kami akan naik bergerak signifikan, yaitu dari hanya naik 10 persen menjadi 20-30 persen dari penjualan tahun lalu,” ujarnya secara daring, akhir pekan lalu. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X