Tak ada lagi akhir pekan bersama antara Serda Harmanto dan putri kecilnya. Hilang sudah harapan keluarga di Medan bertemu Serda Hendro Purwoto pada Lebaran ini. Dan, Kapten I Gede Kartika pergi ”berpatroli selamanya” meninggalkan istri yang tengah hamil anak kedua.
GALIH W., Gresik-EKA P.-ZULFIKAR R., Buleleng-FACHRIL S., Medan, Jawa Pos
”AYAH, kapan pulang?”
Kabar KRI Nanggala-402 hilang kontak baru saja sampai ke kediaman Serda Ttu Harmanto di Desa Tumapel, Gresik, Jawa Timur. Eli Lailatul Afifah, sang istri, seketika histeris dan berusaha mengontak sang suami. Tapi, nomor tak bisa dihubungi.
Di tengah kepanikan itu, Aqiyla Puspa Wardhani, putri kedua pasangan Harmanto-Eli, diam-diam mengambil ponsel. Dan, terkirimlah pesan lewat WhatsApp di atas.
Pada saat yang tak terpaut jauh, di Banjar Dinas Lebu Gede, Karangasem, Bali, I Wayan Darmanta sangat terkejut ketika membaca berita yang masuk ke WhatsApp terkait hilang kontaknya KRI Nanggala pada Rabu pekan lalu (21/4) itu. Ada nama keponakannya di daftar kru: Kapten Laut (P) I Gede Kartika.
”Saya langsung hubungi adik saya (orang tua Gede) di Gorontalo dan benar Gede ikut di dalamnya,” ucapnya kepada Jawa Pos Radar Bali.
Ribuan kilometer dari Karangasem, kakak-adik, Joko Purwono-Ririn Purwanti, langsung teringat janji sang adik, Serda Lis Hendro Purwoto, untuk pulang Lebaran ini begitu mendengar kabar dari perairan utara Bali itu.
”Sejak menikah, Hendro belum pernah mudik ke Medan,” kata Ririn kepada Sumut Pos yang menemuinya di Jalan Mangaan IV, Lorong Rahayu, Gang Rahayu 4, Kelurahan Mabar, Kota Medan, Sumatera Utara.
”Dia janji bawa istri dan anaknya Lebaran ini,” timpal Joko.
***