Bangunan Pasar Induk Sangatta (PIS) di Jalan Ilham Maulana Sangatta Utara kondisinya kian memprihatinkan. Atap pasar mulai rapuh dan mengalami banyak kebocoran.
SANGATTA - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kutai Timur (Kutim) Zaini mengatakan, jika kondisi pasar dibiarkan berlarut-larut, berpotensi membuat kerusakan kian parah dan menyebabkan pengeluaran biaya perbaikan membengkak.
Mengetahui hal itu sulit untuk diselesaikan sendiri, pihaknya bergegas berkoordinasi dengan Bupati Ardiansyah Sulaiman. Hingga beberapa waktu lalu, Zaini menyebut telah mendampingi bupati untuk meninjau lokasi tersebut.
Menurutnya, saat ini atap pasar dalam kondisi berkarat, hingga akhirnya memicu kebocoran. Jika dibiarkan, rembesan air mudah masuk melalui celah dan dikhawatirkan menyentuh aliran listrik.
Tidak hanya kondisi usia tua, ditemukannya sejumlah bagian atap sudah mengalami kerusakan juga diduga karena seng mulai mengalami korosi akibat terkena uap ikan asin.
Beberapa usulan solusi mulai dipertimbangkan. Di antaranya, rencana relokasi dan pemanfaatan tempat pasar daging yang kosong menjadi pasar buah. Tidak hanya itu, perbaikan atap dan penambahan plafon mulai dipikirkan.
"Makanya saya laporkan pada pak bupati, karena kondisinya membahayakan. Apa lagi kalau kena aliran listrik, berbahaya pada orang sekitar," ujar dia saat dikonfirmasi Minggu (2/5).
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya bergegas mengambil tindakan perbaikan. Dalam kondisi darurat ini dapat membahayakan jika terjadi korsleting. Hingga, pergantian atap baru merupakan solusi konkret untuk segera dilaksanakan.
"Seperti kata pak bupati, atapnya harus segera kita ganti. Beliau bilang, atap PIS akan ditambah dengan bahan yang berkualitas,” tutur ia.
Menurutnya, kejadian ini telah cukup lama terjadi. Bahkan satu tahun setelah peresmian oleh bupati sebelumnya, atap sudah mulai terpantau bocor. Ia juga menduga kualitas atap yang kurang baik menyebabkan pengeroposan tergolong sangat cepat.
"Saya agak lupa berapa lama kejadian ini. Namun, sepertinya setelah diresmikan Pak Ismunandar, lalu setahun kemudian sudah terjadi kebocoran pada atapnya, mungkin kualitas atap memang kurang bagus, juga pengaruh hawa ikan laut yang menguap mengakibatkan ketahanan atap mudah bocor," beber Zaini.
Melihat permasalahan yang terjadi di kawasan kebutuhan publik, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman langsung turun tangan melakukan pengecekan di pasar. Seusai pengecekan, orang nomor satu di Kutim itu memberi solusi untuk menggunakan anggaran dari program program corporate social responsibility (CSR).