PARAH..!! Sensor Jembatan Mahkota II Hilang

- Minggu, 2 Mei 2021 | 11:55 WIB

Pemkot dan PT Nindya Karya diminta mengukur konstruksi jembatan. Data kedua pihak ini akan ditelaah. Jika ada pergeseran tapi masih dalam taraf toleransi, konstruksi Jembatan Mahkota II dinyatakan aman.

 

SAMARINDA--Lima hari setelah temuan bergesernya pilar Jembatan Mahkota II Samarinda, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akhirnya menurunkan tim untuk melakukan investigasi. Inspeksi dipimpin Direktur Pembangunan Jembatan Yudha Handito Pandjriawan.

Masih kumpulkan data-data. Informasinya masih dikorek. Kan tanahnya lari ke sungai, jadi ini dicari tahu pengaruhnya ke jembatan," kata Yudha ditemui Kaltim Post setelah menggelar rapat di Balai Kota Samarinda, Jumat (30/4). Dalam rapat itu, pihaknya turut mengundang PT Nindya Karya (Persero). Kontraktor pembangunan instalasi pengolahan air (IPA) Kalhol yang melakukan aktivitas penggalian di dekat Jembatan Mahkota II Samarinda sisi Palaran. Pada Ahad (25/4) lalu, tanah timbunan galian proyek IPA Kalhol longsor.

Dari hasil pengecekan pemkot keesokan harinya (26/4), pilar Jembatan Mahkota II Samarinda dinyatakan bergeser. Pilar jembatan bergeser 7 milimeter ke sisi kanan dan turun sedalam 33 milimeter. Namun, dari pemeriksaan pada hari selanjutnya, Dinas PUPR Samarinda mengoreksi data yang disampaikan sebelumnya. Dari pergeseran vertikal 33 milimeter, terkoreksi menjadi 30 milimeter. Sementara pergeseran horizontal sebanyak 7 milimeter menjadi 1 milimeter. Meski demikian, jembatan yang ditutup sejak Senin lalu, hingga kemarin belum diputuskan untuk dibuka.

Kembali ke Yudha. Dia melanjutkan, dari hasil pengecekan di lapangan, hingga kemarin penyebab bergesernya tiang Jembatan Mahkota II masih belum diketahui. Termasuk seberapa besar dampak pergeseran tiang terhadap kekuatan jembatan. Namun, dirinya tak menampik longsor masih terjadi di area tiang Jembatan Mahkota II dan menggerus daratan tepi Sungai Mahakam. Karena itu, tim yang ditunjuk akan memeriksa dengan metode sonic logging. Tujuannya, memeriksa beton fondasi Jembatan Mahkota II mengalami masalah atau tidak.

Pihaknya juga akan melibatkan ahli geologi dan struktur tanah, sehingga mendapat data rinci mengenai kondisi tanah di area Jembatan Mahkota II yang menghubungkan Kecamatan Palaran dan Sungai Kapih.

"Nanti ya diuji dulu. Nanti baru tahu metode penanganannya. Pemerintah daerah nanti yang jadi leading sector-nya," tuturnya. Dari hasil pengecekan dan pertemuan kemarin, Yudha menyampaikan, kontraktor pelaksana, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kaltim, hingga Dinas PUPR Samarinda diminta mengukur kembali konstruksi jembatan maupun tanah yang longsor.

Ini penting untuk membuktikan ada tidaknya pergeseran tiang jembatan. Selain itu, hasil pengukuran menentukan metode penanganannya jika jembatan memang mengalami pergeseran. "Nanti diukur dulu jembatan itu turun apa nggak? Retak apa nggak? Kan harus diukur dulu supaya pasti. Harus check and recheck dan evaluasi. Kira-kira tiga hari atau seminggu lah baru tahu. Sabar dulu, kan nggak mau jembatan ambruk, kita juga maunya cepat dibuka," ungkapnya.

Yudha turut mengonfirmasi, lamanya pengecekan seluruh konstruksi Jembatan Mahkota II karena sensor elasto magnetic (EM) yang terpasang di kabel penyangga Jembatan Mahkota II, hilang. Jadi, pengukuran tegangan kabel terkendala. Membuat pengecekan memakan waktu lebih.

"Itu sensornya dicuri orang, jadi kami nggak bisa juga gunakan sensornya. Sensor itu buat mengetahui tegangan kabel. Seandainya sensor masih ada, kami bakal langsung tahu kalau jembatan itu turun. Masyarakat juga tolong ikut menjaga itu milik kita semua," keluhnya.

Mengenai pemeriksaan rutin Jembatan Mahkota II Samarinda, Yudha meyakinkan bahwa setiap tahun pengecekan konstruksi selalu dilakukan. Adapun pengecekan terakhir dilakukan Februari lalu. Hasilnya tidak ada perubahan konstruksi yang terjadi. "Setahun sekali dicek, itu kalau tidak ada masalah. Dicek semua formasi jembatannya, turun apa enggak jembatannya, soal keretakan, terus bearing-nya, dan lainnya," terangnya.

Di tempat yang sama, Kepala PUPR Samarinda Hero Mardanus menuturkan, rapat kemarin masih sebatas pengumpulan data dan evaluasi. Pihaknya dan PT Nindya Karya selaku kontraktor masing-masing diminta melakukan pengukuran konstruksi jembatan. "Nanti pengukuran itu sebagai pembanding dan dirembukkan. Hasilnya belum tergambarkan. Ini masih disuruh ke lapangan lagi," kata Hero. Jika ada pergeseran tapi masih taraf toleransi, konstruksi bisa dinyatakan masih aman. "Tapi soal hitungannya saya enggak tahu, setiap komponen beda-beda masalahnya," lanjutnya.

Bisa saja, penanganan longsor turut melibatkan PT Nindya Karya (Persero). Namun, sementara masih menunggu arahan dari Kementerian PUPR.  "Sementara kegiatan mereka stop dulu, sebenarnya PT Nindya (Nindya Karya) ini mau ikut menangani secara langsung, tapi masih dihitung dulu teknisnya," ucap Hero. Sementara itu, Penanggung Jawab Proyek IPA Kalhol dari PT Nindya Karya Rensi mengatakan, pihaknya masih melakukan analisis terkait penanganan longsor bersama instansi terkait. Ditargetkan dalam dua minggu ke depan, penanganan longsor bisa mulai berjalan. "Ini masih didiskusikan terkait metode penanganannya. Dalam seminggu rencananya sudah dapat desain pekerjaannya. Nanti ini jatuhnya kerja bersama dari kami dan pihak jembatan," singkatnya. (*/dad/riz/k16)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X