Area Jembatan Mahkota II Mestinya Steril, Pemasangan Turap Mendesak

- Kamis, 29 April 2021 | 21:00 WIB
Pergeseran pilar Jembatan Mahkota II diduga telah menyebabkan perubahan gaya yang bekerja pada jembatan, sehingga tidak sesuai lagi dengan yang direncanakan.
Pergeseran pilar Jembatan Mahkota II diduga telah menyebabkan perubahan gaya yang bekerja pada jembatan, sehingga tidak sesuai lagi dengan yang direncanakan.

Pergeseran pilar Jembatan Mahkota II diduga telah menyebabkan perubahan gaya yang bekerja pada jembatan, sehingga tidak sesuai lagi dengan yang direncanakan.

 

SAMARINDA-Spekulasi penyebab bergesernya pilar Jembatan Mahkota II terus bergulir. Investigasi yang saat ini berjalan, diharapkan tak sekadar mencari tahu ihwal bergesernya tiang penguat jembatan, tetapi turut memastikan apakah masih terjadi pergeseran atau tidak.

Dari Balai Kota di Jalan Kusuma Bangsa, elite di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Samarinda mulai melempar asumsi terkait peristiwa itu. Budi Santoso selaku kepala Seksi Rehab Jalan Dinas PUPR Samarinda mengatakan, dari beberapa kali rapat yang pernah dilakukan, gambaran detail proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kalhol yang dikerjakan di dekat pilar Jembatan Mahkota II tidak pernah didapatkan pihaknya.

Sebagaimana diketahui, proyek IPA Kalhol dikerjakan PT Nindya Karya. Proyek ini di bawah kendali Balai Prasarana Permukiman Kaltim.

"Beberapa kali kami rapat, tapi enggak dapat gambaran detailnya. Kami selalu nolak (pembangunan IPA Kalhol). Karena statement kami dulu itu kan mau mengikuti (jembatan) Suramadu. Jadi punya kantor pengawas untuk memonitor sensor di situ, tapi sudah keduluan (proyek pembangunan IPA Kalhol), yah mau bagaimana lagi," katanya (28/4).

Budi melanjutkan, dalam rapat pembangunan IPA Kalhol jauh hari sebelumnya, dalam radius 50 meter area jembatan tak boleh ada kegiatan proyek. "Jembatan pasti butuh maintenance, karena kabel itu juga kan ada masanya, selama 50 tahun. Pasti butuh space besar," kata pria yang pernah menjabat pengawas Jembatan Mahkota II ini. Begitu pula soal timbunan tanah proyek yang menjorok ke Sungai Mahakam. Sejak awal proyek tersebut berjalan, pihaknya tak mengetahui ada rencana reklamasi sungai.

"Mereka (kontraktor proyek IPA Kalhol) cuma ngomong kalau apa aja yang mau dibangun. Tapi enggak ada ngomong kalau mau nimbun begitu. Kan sempat nolak (pembangunan IPA) juga, jadi saat itu akhirnya kami lempar saja ke KKJT (Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan)," terangnya. Budi mengungkapkan, kontraktor pelaksana juga tidak pernah meminta data bentang sungai.

"Mereka ada amdal terhadap kerjaan mereka, bukan terhadap jembatan. Mungkin kalau dikaji terhadap jembatan, maksudnya dampak pekerjaan mereka ke jembatan, mungkin mereka bakal tahu kalau ada palung di situ," katanya. Setelah insiden temuan bergesernya pilar jembatan sesaat setelah timbunan tanah proyek IPA Kalhol longsor pada Minggu (25/4) lalu, pihaknya secara real time melakukan pengukuran dan melaporkannya ke Kementerian PUPR dan KKJT.

Kepala Bidang Bina Marga PUPR Samarinda Deni Alfian menambahkan, pada pengukuran yang dilakukan Selasa (27/4) lalu, data yang dirilis sehari sebelumnya dikoreksi. Pergeseran pilar jembatan jauh lebih kecil dari sebelumnya. Dari pergeseran vertikal 33 milimeter, terkoreksi menjadi 30 milimeter. Sedangkan pergeseran horizontal sebanyak 7 milimeter menjadi 1 milimeter.

"Pengukuran pertama (Senin) kami sudah laporkan ke KKJT, tapi diminta ngukur lagi. Hari kedua (Selasa) kami amati pada pylon 7, 8 dan pier 6 ternyata ada koreksi. Itu bisa terjadi karena faktor cuaca memengaruhi alat ukur dan itu semua sudah kami laporkan. Arahan dari KKJT, kami kembali mengukur untuk mencari dengan patokan benchmark yang agak sedikit di luar (jembatan)," terangnya.

Adapun hasil pengukuran kemarin belum disampaikan pihaknya.

"Untuk (mengecek) kekuatan jembatan kan ada pergerakan dan ada koreksi. Kita menunggu koreksi dari KKJT. Hasil akan diolah sehingga keluar rekomendasi untuk jembatan bisa dibuka kembali atau tidak," jelasnya. Dia menyatakan, pengukuran dalam tiga hari terakhir memang fokus pada pilar jembatan, sehingga belum mengarah pengecekan kabel jembatan.

Deni menegaskan, bergesernya pilar jembatan dipengaruhi longsor yang terjadi empat hari lalu masih menunggu analisis KKJT. Sementara itu, Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Sipil Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Ruminsar Simbolon menjelaskan, Jembatan Mahkota II merupakan tipe jembatan cable stayed. Jadi, beban lalu lintas kendaraan dipikul oleh kabel-kabel dan disalurkan ke fondasi melalui tiang.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X