Sebagaimana KRI Nanggala-402 yang dia pimpin untuk berpatroli selamanya, jejak kepemimpinan Letkol Laut (P) Heri Oktavian di lingkungan tempat dia tinggal juga bakal abadi.
UMAR WIRAHADI, Surabaya, Jawa Pos
KEBUN itu tak luas, sekitar 4,5 x 4,5 meter saja. Ada aneka sayuran dan buah tumbuh subur di sana: terong, cabai, bayam, serta jeruk dan singkong.
Persis di sebelah kebun itu ada kolam ikan. ’’Dulunya itu lahan nganggur, Pak Heri yang punya ide memanfaatkannya jadi kebun dan kolam. Dan, sampai sekarang sangat bermanfaat bagi warga,” kata Muhammad Dhofi, salah seorang warga RT 2, RW 4, Perumahan Dinas TNI-AL, Kenjeran, Surabaya, kepada Jawa Pos kemarin.
Heri yang dimaksud Dhofi adalah Letkol Laut (P) Heri Oktavian. Dia adalah komandan kapal KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan utara Bali sejak Rabu (21/4). Heri beserta 52 kru lain dinyatakan gugur.
Kebun dan kolam di ujung timur perumahan yang dimaksudkan untuk ketahanan pangan warga di masa pandemi itu hanya secuil contoh mengapa kepergian Heri tidak hanya memukul istri, kedua anak, serta keluarga besar. Tapi, juga warga sekitar di RT yang dia pimpin.
Sebab, nama baik sosok yang dikenal ramah itu berjejak di mana-mana. ’’Kalau ada warga yang sakit, selalu datang menjenguk. Minimal bawa vitamin atau buah,’’ tutur Dhofi.
Jika sedang punya waktu luang, dia aktif membuat program perbaikan kampung. Pada Februari lalu, misalnya, dia menginisiasi perbaikan paving di Jalan Sahempa. Paving yang sudah keropos karena termakan usia diganti dengan paving baru.
Pavingisasi tersebut dilakukan sepanjang 200-an meter dan tuntas Maret lalu. Kini jalan itu pun terlihat lebih gres. ’’Bahkan, sebagian dananya dari uang pribadi beliau langsung,’’ tutur Dhofi.
Sekretaris RW 4 Kelurahan Sukolilo Baru, Kecamatan Bulak, Serma (pur) Syafi’i mengenal pribadi Letkol Laut (P) Heri Oktavian sebagai sosok yang bijaksana, tapi tegas. Sikap bijaksana itu, tutur dia, kerap muncul ketika menggelar rapat yang melibatkan para ketua RT di lingkungan balai RW setempat. ’’Beliau kan orangnya aktif memberi ide. Tapi kalau mayoritas tidak setuju, ya dia welcome saja. Tidak mentang-mentang gitu,’’ ujar Syafi’i.
Ide memajukan lingkungan setempat sering muncul dari Heri. Selain pavingisasi jalan, Heri juga meninggalkan kebaikan bersama di lingkungan tempatnya. Yaitu, pengadaan gerobak sampah. ’’Sekarang semua RT punya gerobak sampah. Ini sepele, tapi sangat bermanfaat buat lingkungan,’’ imbuh purnawirawan TNI-AL itu.
Saat Jawa Pos kembali berkunjung ke sana kemarin siang, suasana duka masih begitu menggelayut. Semua bendera Merah Putih dikibarkan setengah tiang. Baik yang tertancap di depan rumah-rumah warga maupun di jalan utama. Begitu memasuki Jalan Sahempa, tempat rumah almarhum berada, ratusan karangan bunga berjejer di sisi kiri dan kanan jalan.