SENDAWAR–Sejak awal Ramadan 1442 Hijriah, penjualan gas elpiji 3 kilogram (kg) di Kutai Barat (Kubar) justru anjlok. Dalam situasi pandemi saat ini, stok elpiji gas melon itu melimpah di sejumlah pangkalan maupun pengecer.
“Memang semenjak kita disuruh untuk menerapkan aturan, yang beli jadi berkurang. Belum lagi karena kondisi puasa sekarang. Pasti berkurang. Karena kebutuhan memasak tidak sama seperti hari biasanya, sebelum puasa,” terang Rahmi, pengecer di Jalan Pattimura, Kecamatan Melak.
Berdasarkan pantauan media ini, memang telah terjadi penumpukan elpiji di pangkalan dan pengecer di wilayah Melak. Kondisi demikian telah berlangsung sejak memasuki bulan puasa. Belum lagi soal kebijakan terbaru pemerintah yang mewajibkan pembeli gas bersubsidi itu menggunakan fotokopi KTP elektronik (KTP-el).
Hal itu diakui Devi, salah satu pemilik pangkalan yang bernaung dari agen PT Mutiara Mahakam Abadi. Dia mendapatkan kuota 570 tabung per minggu.
“Dalam satu minggu itu ada tiga kali orderan ke gudang (elpiji). Sekali order sekitar 190 tabung. Lalu diantar ke pelanggan eceran resmi kami. Biasa, semuanya habis. Sekarang sering tersisa sekitar 70-an tabung,” ungkap Devi.
Berdasarkan data terakhir Dinas Perdagangan dan Koperasi (Disdagkop) Kubar, kuota gas untuk Kubar dalam setahun sekitar 45 ribu tabung gas. Itu diperuntukkan ke seluruh kampung di 16 kecamatan se-Kubar.
Mengenai teknis distribusinya, alokasi gas elpiji dari agen ke masing-masing pangkalan. Kemudian, pangkalan meneruskan ke beberapa pelanggan resmi mereka sesuai harga eceran tertinggi (HET) daerah. (rud/kri/k8)