Anggota Komisi III DPRD Paser Budi Santoso menyayangkan langkah pemerintah daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Paser. Pasalnya, jalan menuju objek wisata Gunung Boga tidak dianggarkan.
TANA PASER–Kerusakan akses ke Gunung Boga disebut-sebut membuat pengunjung jera. Sehingga objek wisata di Desa Luan, Kecamatan Muara Samu, itu sepi. Padahal sejak 2020, DPRD Paser dan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporpar) telah meninjau berkali-kali jalan itu agar dianggarkan di APBD 2021.
Namun faktanya, Dinas PUTR hanya menganggarkan perbaikan melalui dana pemeliharaan yang nilainya kecil. “Kenapa pagunya pakai pemeliharaan, harusnya menggunakan dana khusus perbaikan,” kata Biso, sapaan akrab Budi Santoso, Selasa (27/4).
Menurut dia, masyarakat sekitar pun sudah mewanti-wanti agar perbaikan jalur Desa Lolo-Biu-Luan dilakukan pada 2021 ini. Apalagi sebelumnya terlihat antusias tinggi pengunjung wisata dari dalam dan luar daerah. “Namun disayangkan, di APBD 2021 ini belum ada harapan perbaikan maksimal,” ujarnya.
Biso mengkritisi ke depan Dinas PUTR bisa lebih cermat mengelola dana pemeliharaan jalan dan jembatan agar tepat sasaran. Mengingat, begitu luas dan panjangnya jalan yang butuh perhatian di Bumi Daya Taka.
Sebelumnya, Camat Muara Samu Amri Yulihardi mengatakan, Gunung Boga beberapa bulan terakhir mulai sepi. Meskipun masih ada pengunjung di akhir pekan, tapi rasionya cukup berkurang.
“Faktor jalan menuju lokasi menjadi penentu ketertarikan wisatawan datang ke Gunung Boga,” kata Amri.
Dia berharap, pemerintah daerah melalui instansi terkait segera memperbaiki jalan menuju Gunung Boga. Diakuinya banyak pengunjung baik dari lokal maupun luar daerah yang jera datang karena akses jalan yang rusak parah.
Sementara itu, Kabid Bina Marga Dinas PUTR Paser Juhaeni mengatakan, dari anggaran Rp 1 miliar dana pemeliharaan, Rp 500 juta sudah untuk perbaikan jalan di depan kantor DPRD, Rp 300 juta untuk penanganan Jalan Kerang-Tanjung Harapan.
Sehingga, estimasi anggaran untuk di Muara Samu hanya tersisa Rp 200 juta. “Kami harap ada penambahan sekitar Rp 1,5 miliar di APBD Perubahan 2021 ini,” kata Juhaeni. (jib/kri/k8)