GELARAN scrim Clash Squad Free Fire garapan Ikatan Gamers Bontang (IGB) resmi berakhir. Kategori putra dimenangkan oleh Bhackeke Crown. Sedangkan kalas putri (ladies) Silet Aim Bot keluar sebagai jawaranya.
Aim berhasil menyingkirkan 14 kontestan lain. Di babak 16 besar, Aim tampil mendominasi kala bersua Kurang Sehat Girls 2. Pada pertandingan tersebut, Aim menang telak dengan skor 7-0.
Dea cs kembali menunjukkan dominasinya di fase delapan besar. Berjumpa dengan tim kuat asal Bontang, Nbee Queen, Aim menang dengan skor 7-5. Di semifinal, Aim kembali bersua dengan Kurang Sehat Girls, hasilnya Aim menang 7-0.
Memasuki partai puncak masalah pun datang. Salah satu akun player Silent Aim Bot menghilang akibat ulah hacker. Merasa putus asa, tim asal Samarinda itu sempat ingin mundur.
“Tapi dari panitia IGB membolehkan kami untuk mengganti akun cadangan, kata Dea.
Partai puncak menyuguhkan pertandingan melawan pasukan dari Balikpapan PRJ Pinkkiller. Ia mengaku lawan yang dihadapi cukup berat. Berkat ketenangan dan skill pemain, mereka mampu menyudahi pertandingan dengan skor 7-2.
“Kami selalu percaya sama tim. Bahwa sekuat apapun lawan kalau kerja sama team baik, kami bakalan bisa melawannya. Sudah optimis untuk menang,” terangnya.
Sejatinya, tim ini ingin bertemu dengan salah satu peserta terkuat dari Bontang Veerzaara Bae. Sayangnya, impian itu tidak terwujud. Lantaran Veerzaara Bae mengalami kendala jaringan pada saat pertandingan perempat final. Sehingga harus dipulangkan oleh tim Eternaltroop Dreams.
“Kami percaya di turnamen offline Bontang nanti, kami pasti akan ketemu mereka lagi,” tutur dia.
Dia menjelaskan, persiapan jelang scrim ini seperti layaknya gelaran lain. Mereka dibimbing oleh seorang pelatih yang mendukung dari awal hingga akhir pertandingan. Peran pelatih dipandang vital karena tidak hanya mengajarkan strategi tetapi juga memompa semangat tim saat posisi terjatuh.
“Walaupun berkali-kali kami mau menyerah. Tetapi pelatih selalu menguatkan kami,” ujarnya.
Keikutsertaan di scrim ini sangatlah penting. Tujuannya melatih aim dan kerja sama tim. Selain menambah pengalaman dan mampu menganalisis permainan lawan-lawan baru.
Kepada Kaltim Post, Dea mengaku tim mereka baru terbentuk pada 4 Maret 2020. Mulanya, mereka berasal dari salah satu guild yang ada di Kota Tepian. Anggota tim saling kenal dan kerap bermain rank bersama. Kecocokan chemistry menjadi modal berharga untuk pembentukan sebuah tim.
“Fitri yang notabene kapten tim lah yang membentuk dan mengatur tim ini,” sebutnya.