Mimpi Membangun Indonesia Berkemajuan Digital

- Selasa, 27 April 2021 | 11:03 WIB

Oleh: Muhamad Fadhol Tamimy

 

Dulu, mungkin kita sering menonton film robot-robot canggih. Begitu canggihnya bahkan sampai tidak masuk di nalar bahwa hal tersebut bisa diwujudkan dalam bentuk nyata dalam kehidupan. Namun, saat ini semuanya telah berubah. Hal-hal canggih di layar kaca sudah jamak kita temui di sekitar lewat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Kecerdasan buatan menjadi teknologi terdepan yang selalu dikembangkan. Yang mampu memberi kemudahan sekaligus pengalaman baru dalam aktivitas sehari-hari.

AI pertama kali dipopulerkan dua programmer dari University of Manchester pada 1951; Christopher Strachey dan Dietrich Prinz. Mereka berhasil membuat sebuah permainan catur melawan komputer. Merekalah yang pertama kali menuliskan AI pada komputer Ferranti Mark I.

Setelah itu, pada 1959, ilmuwan Amerika Marvin Minsky membuat laboratorium khusus AI di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Ia pun mengonsep AI dalam rentang 1960–1970. Berkat kepiawaiannya, ia menjadi penasihat pribadi Stanley Kubirck dalam filmnya berjudul “2001 A Space Odyssey” yang dirilis pada 1968.

AI memiliki fungsi utama untuk mempelajari sebuah data yang diterima secara terus-menerus atau berkesinambungan. Data yang diterima akan dianalisis lewat algoritma. Semakin banyak data, semakin baik AI melakukan prediksi.

Prediksi inilah yang akhirnya menjadi sebuah jembatan membuat karya. AI digunakan di berbagai bidang, mulai sistem militer, gaya hidup, financial, pendidikan, psikologi, pemasaran, sampai keagamaan. Pengaruh AI terlihat dari peningkatan produktivitas secara drastis di semua lini.

Dulu, untuk bisnis, kita membutuhkan riset berbiaya mahal. Baik lewat survei fisik, wawancara, maupun pemantauan pesaing. Kegiatan yang bukan hanya tidak efisien secara waktu, namun juga berisiko salah dalam pengambilan keputusan akibat tidak akuratnya pengumpulan data.

Dalam hal keamanan, peran AI sangat vital untuk mendeteksi dini aktivitas tidak wajar yang mengarah pada penipuan dan kecurangan. Keamanan ini mulai dikembangkan pada berbagai aplikasi, terkhusus di beberapa Marketplace.

Di bidang pendidikan, beberapa metode belajar by aplikasi memberikan suasana baru. Misalnya, memprediksi siswa mana saja yang belum mengerti terhadap materi. Hal lain, AI berperan meningkatkan fokus siswa hingga penilaian secara tepat dan cepat.

Dalam penerapannya, AI pada akhirnya dapat menciptakan pekerjaan baru bagi manusia. Yang bahkan saat ini belum tersedia. Lantas apakah AI akan menggantikan peran umat manusia? Tentu saja tidak sesederhana itu.

Ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan AI seperti layaknya manusia. Seperti sentuhan emosional, yang penting bagi manusia dalam beraktivitas. AI tujuan utamanya untuk melakukan pekerjaan yang sifatnya repetitif atau pengulangan.

Di lingkup kerja berbasis AI juga masih dibutuhkan kemampuan yang hanya bisa dilakukan manusia. Baik itu teknis pemrograman, juga soft skill seperti kemampuan beradaptasi dan belajar serta rancangan teknologi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X