Investasi Lima Perusahaan Obat Nasional di Kukar

- Senin, 26 April 2021 | 15:59 WIB
Ahmad Dading Gunadi
Ahmad Dading Gunadi

BALIKPAPAN-Kaltim bakal menjadi sentra bisnis biofarmaka atau tanaman untuk obat-obatan. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Bappenas tengah menyiapkan program kemitraan strategis komoditas biofarmaka di Kutai Kartanegara (Kukar). Tepatnya di Desa Jonggon Jaya dan Desa Margahayu, Kecamatan Loa Kulu.

Ahmad Dading Gunadi selaku direktur Pengembangan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi Bappenas menuturkan, komoditas biofarmaka dengan potensi besar berada tak jauh dari titik nol ibu kota negara (IKN). Yakni Kecamatan Loa Kulu, Kukar. Dengan komoditas potensial seperti jahe, pasak bumi, jung rahab, dan kencur. “Pasak bumi hanya satu-satunya di Kalimantan. Dan dari perusahaan Sidomuncul juga sangat membutuhkan ini,” katanya dalam rapat virtual membahas survei kajian kelayakan pengembangan kemitraan strategis komoditas biofarmaka pekan lalu.

Ada beberapa peserta program yang telah diidentifikasi Bappenas pada tahap awal ini. Di Desa Jonggon Jaya ada empat kelompok tani. Sementara di Desa Margahayu, ada tujuh kelompok tani. “Kami tidak memulai dari banyak dulu. Karena biasanya kalau sudah berhasil, petani-petani yang lain akan mengikutinya,” ujar Dading. Bappenas pun sudah berkomunikasi dengan beberapa calon pembeli. Sejauh ini, sambung dia, sudah ada lima calon pembeli yang sudah berdiskusi secara langsung guna penjajakan komoditas biofarmaka di Kukar.

Seperti CV Abihira di Samarinda dengan komoditas biofarmaka utama yang digunakan adalah temulawak, jahe merah, dan tahongai. Lalu, PT SOHO Industri Farmasi yang berkantor pusat di Jakarta Timur. PT SOHO secara umum mendukung program kemitraan strategis yang dicanangkan tersebut. Tetapi sangat menghitung biaya, terutama pada aspek transportasi. Karena jarak yang cukup jauh dari lokasi pabrik. Perusahaan ini mengandalkan komoditas kunyit dan jahe.

“Ini menjadi masalah bagi mereka yang belum terpecahkan. Namun, mereka sangat membutuhkan, berapa pun yang disuplai, mereka bisa serap. Selama ini mereka suplai dari Pulau Jawa tapi belum memberikan kepastian,” katanya. Calon pembeli lainnya adalah PT Industri dan Farmasi Sido Muncul di Semarang, Jawa Tengah. Perusahaan ini juga terbuka untuk kemitraan tersebut untuk menjaga pasokan mereka. Komoditas biofarmaka utama yang dibutuhkan seperti lempuyang, pasak bumi, dan jung rahab.

“Mereka sangat respons. Karena membutuhkan pasokan yang stabil untuk bahan baku mereka. Dan pasak bumi ini potensial, karena hanya ada di Kalimantan,” terang Dading.

Selain itu, ada PT Sarigading Pusaka Kalimantan yang berlokasi Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Perusahaan tersebut sudah memiliki mitra pemasok di Samarinda dan Balikpapan. Untuk dapat memasok produk ke PT Sarigading, petani memerlukan dokumen certificate of analysis (CoA). Saat ini sedang dilakukan penelitian terkait pengembangan budi daya pasak bumi. “Karena selama ini menurut informasi pasak bumi hanya diambil dari hutan,” tutur dia.

Calon pembeli terakhir adalah PT Bintang Toedjoe yang juga berlokasi di Jakarta Timur. PT Bintang Toedjoe juga terbuka untuk kerja sama khusus untuk komoditas jahe merah. Namun, PT Bintang Toedjoe hanya menerima produk dalam bentuk simplisia. Selain itu, masih memerlukan diskusi mendalam lebih lanjut lagi. “Jadi, mereka tidak menerima dalam bentuk mentah, tapi ada proses. Dari jahe mentah menjadi simplisia. Kalau delivery-nya jauh, akan mengurangi biaya transportasinya. Karena sudah diproses dari awal,” ungkapnya.

Untuk pelaksanaan survei kajian kelayakan pengembangan kemitraan strategis komoditas biofarmaka, akan dilakukan oleh satu tenaga ahli senior serta staf Direktorat Pengembangan UKM dan Koperasi Bappenas. Survei lapangan di Kukar akan dilaksanakan pada 26 April–1 Mei 2021. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Margahayu Rendi Irawan mengatakan, produksi jahe di desa yang diampunya itu surplus produksi. Dalam satu hari, para petani bisa mengumpulkan hasil panen 10-20 ton. “Kebetulan jahe petani lagi banjir,” katanya dalam kesempatan yang sama. Akan tetapi, yang menjadi kendala saat ini adalah penyakit layu yang disebabkan bakteri ralstonia solanacearum dan virus.

Jadi, para petani sampai saat ini masih kesulitan menggunakan berbagai metode untuk menangani penyakit tersebut. “Harapan kami, BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) bisa membantu mengatasi solanacearum ini,” pinta dia. Selain itu, para petani masih kesulitan mencari pasar. Karena masih mengandalkan Pasar Segiri di Samarinda. Sementara suplai dari petani selalu berlebihan. Tak hanya itu, ada pula pasokan jahe dari luar daerah Kaltim. Seperti Sulawesi dan Jawa yang masuk ke Kaltim. Dan menawarkan harga yang relatif lebih murah daripada jahe yang diproduksi petani lokal.

“Jahe mereka bisa lebih murah dari jahe kami. Sedangkan kami di sini sudah surplus. Kami mohon pasar untuk dibantu memikirkannya,” harap Rendi. Berdasarkan data Provinsi Kaltim dalam Angka 2021 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 26 Februari 2021, sektor tanaman biofarmaka jahe tahun 2019 memiliki produksi terbesar. Dengan total produksi lebih dari satu juta kilogram. Jumlah ini kembali meningkat produksinya pada 2020. Hingga mencatatkan produksi lebih dari 2,4 juta kilogram. Nilai ini mencatatkan kenaikan produksi jahe sebesar 112,87 persen di Kaltim.

Jika dirinci berdasarkan data luas panen tanaman biofarmaka menurut kabupaten/ kota pada 2020, luasan tersebar berada di Kukar. Dengan luas panen tanamannya mencapai 1.130.010 meter persegi. Lalu Kutai Barat dengan luas panen 54.308 meter persegi, dan Samarinda sebesar 51.235 meter persegi. Sementara kabupaten/kota lainnya, luas panen jahenya berada di bawah 50 ribu meter persegi. (kip/riz/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X