Mereka Juga Kangen Pantai di Bali

- Senin, 26 April 2021 | 14:53 WIB
Wisatawan domestik bermain layang-layang di Pantai Sanur, Bali.
Wisatawan domestik bermain layang-layang di Pantai Sanur, Bali.

DUA kali sudah perempuan kembar asal Belarus ini menjelajah Indonesia. Dua kali pula mereka tak pernah alpa untuk mampir di Bali. Berasal dari negeri yang cuma berisi daratan, Bali memberi mereka, Maryia dan Valya Ivanova, apa yang selalu ingin mereka lihat: lautan. ”Meskipun memang di Indonesia lautan ada di mana-mana hahaha,” kata Maryia kepada Jawa Pos melalui WhatsApp.

Kali terakhir mereka ke Bali awal tahun lalu. Hari-hari mereka banyak dihabiskan di pantai meski juga mengunjungi sejumlah destinasi lain yang jauh dari laut. ”Bali menyenangkan, destinasi wisatanya beragam,” ujar perempuan yang berprofesi sebagai pengacara itu.

Kemudian pandemic Covid-19 datang dan semua negara sibuk menutup atau setidaknya membatasi perbatasan masing-masing. Karena itu, begitu mendengar kabar ada kebijakan membuka kawasan wisata zona hijau di Bali, Maryia antusias. ”Mudah-mudahan kami bisa ke sana lagi,” katanya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Rai Suryawijaya juga menyambut baik pembukaan kawasan wisata zona hijau di Bali.

Mengingat, 70 persen perekonomian di Pulau Dewata ditopang sector pariwisata. ”Ini angin segar bagi industri pariwisata, khususnya di Bali. Mudahmudahan Juni atau paling lambat Juli 2021,” ungkapnya.

Dia berharap wacana pemerintah tersebut bisa meningkatkan okupansi kamar hotel di Bali. Saat ini jumlah kunjungan hanya 2.500–3.000 wisatawan. Padahal, ada 146 ribu kamar hotel yang tersedia. Rai meminta pemerintah pusat mempercepat vaksinasi di Bali. Dari 4,3 juta penduduk, minimal 70 persen sudah harus divaksin. Dengan begitu, kawasan wisata zona hijau bisa segera terwujud.

Terpisah, Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengapresiasi Langkah pemerintah. Langkah tersebut merupakan upaya untuk Kembali menumbuhkan permintaan (demand) di sector pariwisata. ”Dengan catatan, asal kita semua disiplin saja. Kan problem sebenarnya kedisiplinan,” ucapnya.

Menurut dia, Bali layak dijadikan pilot project. Sebab, masyarakatnya dianggap lebih disiplin. Selain itu, 70 persen perekonomian Bali ditopang sektor pariwisata. Itu terlihat ketika aktivitas pariwisata mati sepanjang 2020, produk domestic bruto (PDB) Bali terkontraksi 12,28 persen. Artinya, ada tanggung jawab moral pemerintah daerah setempat untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan selama kawasan wisata dibuka.

Fasilitas kesehatan juga dinilai sudah memadai. Baik rumah sakit maupun tenaga medis. Begitu pula hotel dan restoran. Jadi, ketika terjadi apa-apa segera tertangani. Saat kamar rumah sakit penuh, kamar hotel siap dijadikan tempat isolasi. Suplai makanan untuk nutrisi juga sangat mencukupi.

Di sisi lain, hingga kini frekuensi penerbangan ke Bali masih cukup tinggi sehingga sangat menunjang konektivitas untuk wisatawan. ”Jadi, kalau mau test case, Bali menurut pandangan kami memenuhi unsur-unsur safety dan komersialnya. Meski, menumbuhkan permintaan sangat bergantung pada kepercayaan masyarakat,” jelas Hariyadi. (han/shf /c19/ttg)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X