Kaltim Dihantui Bencana, Berharap Ada Helikopter di Kaltim

- Senin, 26 April 2021 | 14:28 WIB
Badan SAR Nasional (Basarnas) Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan pun memiliki berbagai perangkat kendaraan/alut guna mengantisipasi dan melakukan evakuasi bila terjadi bencana.
Badan SAR Nasional (Basarnas) Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan pun memiliki berbagai perangkat kendaraan/alut guna mengantisipasi dan melakukan evakuasi bila terjadi bencana.

DIKELILINGI wilayah pesisir, potensi bencana di Kaltim tentu saja menghantui. Dari itu, Badan SAR Nasional (Basarnas) Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan pun memiliki berbagai perangkat kendaraan/alut guna mengantisipasi dan melakukan evakuasi bila terjadi bencana.

Kasi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan Octavianto menyebutkan, terdapat 33 unit alut darat dan 17 unit alut laut. Serta berbagai perangkat peralatan lainnya yang menunjang personel dalam water rescue (perairan), high angle rescue (pegunungan) dan maupun pertolongan di darat.

KN SAR Wisanggeni 236 Kelas II merupakan alut laut yang terbesar dimiliki Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan dengan panjang 40 meter. Kapal ini resmi dioperasikan sejak 2016 lalu. Keberadaan kapal ini diharapkan membantu menjamin keselamatan atas potensi musibah yang terjadi di jalur Selat Makassar.

Apalagi jalur ini masuk dalam pelayaran internasional dan juga perairan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II). Jalur ini menjadi perairan tersibuk di wilayah Indonesia Tengah dari arus perdagangan barang dan jasa.

Beberapa unit kendaraan laut juga tampak menghiasi pelataran area kantor yang berada di Jalan Marsma S Iswahyudi, seperti airboat craft yang memiliki kecepatan 21 knot, bisa memuat hingga 10-13 personel. Berbeda dengan boat biasa, kendaraan ini memang sangat cocok di perairan seperti rawa-rawa.

Adapun, EMILY rescue robotic, perangkat robotik yang digunakan untuk menyelamatkan perenang, beroperasi menggunakan tenaga baterai dan dioperasikan menggunakan remote control. “Sebenarnya alat ini sangat pas bila kejadian baru saja terjadi, sehingga penyelam atau kasus tenggelam bisa segera diatasi. Dan semestinya, di tiap pantai juga memiliki life guard, karena setahu saya di pantai Balikpapan belum ada,” ujar Octa.

Selain itu, terdapat amphibious ATV (all terrain vehicle) yang bisa digunakan untuk operasi di darat, gunung dan perairan. Dilengkapi dengan delapan ban besar di sisi kanan-kiri. Didukung dengan mesin 25 PK, kendaraan amfibi ini akan mengapung. Dapat digunakan pada daerah pegunungan secara vertikal kendaraan dapat tegak hingga 40 derajat.

Di darat kecepatannya mencapai 10-60 km per jam, sedangkan di perairan kurang lebih 45 km per jam. Bisa membawa 5-6 orang, sedangkan di perairan 3 orang. “Untuk ATV jenis amfibi ini kami memiliki 3 unit. Walaupun bisa digunakan di darat tetapi kasihan bannya bila di atas aspal, sehingga mesti diangkut dengan truk,” ucapnya.

Octa mengakui, untuk transportasi atau kendaraan udara belum ada. Padahal kebutuhan alut udara sangat penting untuk menjaga keselamatan dari potensi musibah di laut. Apalagi dengan cakupan wilayah yang luas, setidaknya dibutuhkan satu helikopter yang bisa ditempatkan di Kalimantan. Belum tersedianya helikopter juga membuat evakuasi di daerah atau titik yang sulit dijangkau membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Apalagi jika harus ditempuh dengan jalur darat.

Setiap tahun, pihaknya telah mengajukan adanya helikopter tetapi belum disetujui pusat. Dan membutuhkan beberapa persyaratan pula seperti pengawakan dan penempatan/lokasi helikopter. Walau belum memiliki alut udara, Octa mengatakan, peralatan yang digunakan personel selalu dirawat dan di upgrade. Agar proses penyelamatan pun nyaman dan aman bagi para petugas di lapangan.

Sejak Januari 2020-April 2021 tercatat ada 69 kejadian/kasus yang membuat pihaknya turun tangan. “Di Kaltim belum ada sama sekali helikopter, yang ada baru di Sumatra, Jawa, dan Bali. Sehingga, kalau butuh kami harus menunggu dulu dari Surabaya, tapi kan butuh waktu lagi. Ya, semoga saja setelah pandemi dan anggaran membaik, bisa terwujud,” sebutnya. (lil/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X