Pada medio April lalu, ramai pemberitaan jika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat memberi peringatan mengenai ancaman Siklon Tropis Surigae. Ada sembilan provinsi yang diharapkan kewaspadaannya, salah satunya Kaltim. Apa itu siklon tropis?
SIKLON Surigae sempat mendekati wilayah Indonesia bagian utara. Selain Kaltim, delapan provinsi lain yang diperingatkan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Barat. Kini, intensitasnya mulai melemah dan menjauhi Indonesia.
Siklon tropis, merupakan badai dengan kekuatan besar. Radius rata-rata mencapai 150 hingga 200 kilometer (km). “Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26,5 ?C. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan lebih dari 63 kilometer per jam,” jelas Mulyono Leo Nardo, Koordinator Unit Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas 1 Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.
Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik. Tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif. “Sinoptik itu maksudnya di daerah sekitarnya atau setempat. Perawanan konvektif itu biasanya awan kumulonimbus yang hitam kalau mau hujan biasanya,” lanjutnya.
Lebih lanjut, pria yang karib disapa Leo itu menuturkan jika di pusat siklon tropis terbentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut mata siklon. Diameter mata siklon bervariasi. Mulai 10-100 km. Mata siklon dikelilingi dinding mata, wilayah yang berbentuk cincin dengan ketebalan mencapai 16 km. “Merupakan wilayah di mana terdapat kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar,” katanya.
Masa hidup siklon tropis rata-rata berkisar antara 3-18 hari. Dikarenakan energi siklon tropis didapat dari lautan hangat, maka akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan dingin atau memasuki daratan.
Nah, siklon tropis memiliki berbagai istilah. Di antaranya badai tropis, typhoon, taifun atau topan jika terbentuk di Samudra Pasifik Barat. Siklon atau cyclone jika terbentuk di sekitar India atau Australia dan hurricane jika terbentuk di Samudra Atlantik.
“Terdapat angin kecepatan maksimum. Biasanya terdapat di wilayah cincin dengan pusat siklon. Jika siklon ini memiliki mata, berada di dinding mata. Untuk ukurannya variasi. Sejauh ini yang pernah tercatat mulai dari 50 km hingga 1.100 km,” beber pria kelahiran 1985 itu.
DAERAH PERTUMBUHAN SIKLON
Daerah pertumbuhannya mencakup Atlantik Barat, Pasifik Timur, Pasifik Utara bagian barat, Samudra Hindia bagian utara dan selatan, Australia dan Pasifik Selatan. Sekitar dua per tiga kejadian siklon tropis terjadi di belahan bumi bagian utara.
“Sekitar 65 persen siklon tropis yang terbentuk di daerah antara 10? - 20? dari ekuator atau garis khatulistiwa. Di daerah lintang rendah, siklon tropis jarang terbentuk. Termasuk di Indonesia, tapi wilayah kita dekat dengan dua di antara tujuh daerah pertumbuhan. Yaitu Pasifik Barat Laut dan Pasifik Barat Daya atau Australia,” ungkapnya.
Leo menjelaskan jika salah satunya, yakni Siklon Tropis Seroja yang menghantam wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 4 April lalu. Menyebabkan angin kencang, gelombang tinggi, banjir bandang, dan longsor di sejumlah kabupaten di NTT.
“Jadi, NTT itu dekat dengan daerah pertumbuhan Pasifik Barat Daya atau Australia,” sebutnya. Tiap siklon tropis memiliki nama. Di Samudra Atlantik dan sekitar Australia, diberi nama seperti nama manusia.