Harga Daging Sapi Mulai Naik

- Senin, 26 April 2021 | 12:09 WIB
ILUSTRASI pedagang daging di pasar. (Jawa Pos Photo)
ILUSTRASI pedagang daging di pasar. (Jawa Pos Photo)

SURABAYA– Memasuki pertengahan Ramadan, harga daging sapi di Jawa Timur (Jatim) mulai meningkat. Tren itu akan berlanjut sampai Lebaran. Pada puncaknya, harga salah satu komoditas pangan dasar tersebut bisa naik sampai 30 persen. Karena itu, para pedagang minta pemerintah turun tangan agar harga daging sapi terkendali.

Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim Muthowif mengatakan, pedagang di pasar tradisional sudah menaikkan harga jual mulai pekan lalu. Pasalnya, harga karkas juga sudah lebih mahal. Biasanya, harga karkas berada pada kisaran Rp 85 ribu per kilogram. Belakangan, harga karkas sudah menjadi sekitar Rp 93 ribu per kilogram.

’’Sebelumnya, kami menjual daging di bawah Rp 110 ribu per kilogram. Tapi, sejak Jumat lalu (23/4), harga sudah naik ke kisaran Rp 115 ribu–120 ribu per kilogram,’’ ujar Muthowif kepada Jawa Pos kemarin (25/4).

Dia menjelaskan, kenaikan harga karkas terjadi karena pasokan dari peternak tak bisa mencukupi kebutuhan pasar. Alhasil, harga pada level konsumen juga kemudian naik. Kondisi itu akan berlanjut selama pasokan masih terbatas.

Biasanya, menurut Muthowif, harga daging sapi mencapai titik tertingginya pada H-3 Lebaran. Sebab, para pedagang skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melipatgandakan pembelian. Para konsumen rumah tangga juga ikut membeli daging di pasar. ’’Biasanya harga naik hingga 30 persen. Kembali normal pada H+7 Lebaran,’’ ungkapnya.

Berdasar survei, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim menyatakan bahwa harga rata-rata daging di pasar mencapai Rp 109 ribu per kilogram. Namun, di Banyuwangi, Sumenep, dan Mojokerto, harganya sudah tembus Rp 120 ribu per kilogram. Sementara itu, harga di Surabaya masih Rp 107 ribu per kg.

Muthowif menambahkan, kenaikan harga daging yang lebih tinggi di sejumlah daerah disebabkan ada praktik pencampuran daging lokal dan impor. Akibatnya, pedagang daging lokal terpaksa menekan harga lebih dalam. ’’Kami meminta pemerintah memperketat pengawasan supaya tidak ada daging impor ilegal yang masuk ke pasar ritel,’’ ungkapnya.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Peternakan Budi Sarwoto menjelaskan, populasi sapi siap potong di Jatim sangat aman. Bahkan, lebih dari cukup untuk menyuplai kebutuhan Lebaran. Mei nanti, jumlahnya bahkan surplus sampai ribu ekor.

Menurut Budi, Jatim masih mempertahankan statusnya sebagai pilar sapi potong nasional. Tahun lalu, sapi potong Jatim mampu mencukupi 27 persen kebutuhan nasional. ’’Sebagai daerah surplus, kami sudah tak mengimpor sapi. Dengan angka tersebut, kebutuhan masyarakat Jatim sudah terpenuhi,’’ tandasnya. (bil/c13/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB
X