Cerita Pesantren Jeha di Eks Lokalisasi Dolly dan Jarak, Awalnya Dianggap Mengganggu, tapi Tetap Jalan Terus

- Sabtu, 24 April 2021 | 15:26 WIB
LEBIH SEJUK: Anak-anak mengikuti kegiatan ngaji di Pesantren Jeha.
LEBIH SEJUK: Anak-anak mengikuti kegiatan ngaji di Pesantren Jeha.

Sejak 2008, Pondok Pesantren Jauharotul Hikmah (Jeha) berdiri. Lokasinya tak lazim, yaitu berada di episentrum kawasan Dolly dan Jarak. Kini, satu di antara tiga tempat yang dijadikan lokasi pendidikan agama itu hampir tutup lantaran masa kontrak segera berakhir. Namun, seperti janji Tuhan, selalu ada kemudahan di dalam kesulitan.

ARISKI PRASETYO, Surabaya

Rumah tua itu berada di Jalan Kupang Gunung Timur I. Berjarak 50 meter dari mulut gang. Meski memiliki tiga lantai, bangunan tua tersebut terlihat sederhana.

Warga asli metropolis tentu tidak asing dengan nama Jalan Kupang Gunung Timur 1. Sebab, dulu wilayah itu dikenal sebagai Gang Dolly. Tempat lokalisasi terbesar di Surabaya berdiri. Sebelum pemkot melakukan penutupan. 

Sisa-sisa sejarah Dolly masih terlihat jelas. Sebab, puluhan tahun lokalisasi itu bersemayam di tempat tersebut. Salah satunya di rumah tua itu. Di bagian depan rumah, menempel identitas bangunan tersebut. Tergurat pada tembok. Yaitu, Wisma Putri Lestari.

Bangunan lawas tersebut memang bekas tempat esek-esek. Masuk ke dalam rumah, di sebelah kiri, terdapat lantai marmer berundak. Konon, dulu digunakan sebagai tempat pamer pekerja seks komersial (PSK).

Pria hidung belang yang masuk tinggal melihat-lihat. Kemudian, menentukan pilihan. Setelah sreg, perempuan itu dibawa ke atas.

Lantai 2 dan 3 merupakan bekas kamar PSK. Satu lantai berisi 10 kamar. Saling berhadapan. Ruangan berukuran 3x3 meter itu dilengkapi kamar mandi mini serta ranjang khusus. Bahannya tidak biasa karena terbuat dari semen.

Namun, cerita Dolly sudah lama hilang. Memudar dimakan waktu. Pemkot berupaya mengubah kawasan itu. Menjadi tempat yang lebih baik. Misalnya, sentra ekonomi. Pasar batu akik dan pasar burung didirikan.

Warga juga berpartisipasi. Mengubah wajah kelam Dolly. Menjadi tempat yang sejuk. Bahkan religius.

Peran warga terlihat di rumah tua itu. Di lantai bawah, 10 anak berkumpul. Mereka duduk bersila. Anak laki-laki mengenakan sarung dan kopiah. Yang perempuan tampak ayu mengenakan kerudung.

Siang dua hari lalu, mereka tengah khusyuk. Satu per satu melantunkan ayat suci Al-Qur’an. Kegiatan itu dipimpin Ustaz Lukmanul Hakim. ’’Ini kegiatan ngaji anak-anak Dolly,’’ ucap pemimpin Pesantren Jauharotul Hikmah (Jeha) Mochammad Rofiudin.

Tempat itu merupakan salah satu rumah yang digunakan Pesantren Jeha. Sejak 2014, bangunan tersebut disewa. Setiap hari ustaz dan ustazah membantu anak-anak untuk mendapatkan pelajaran agama.

Entah apa yang terlintas dalam benak Rofi. Mendirikan tempat syiar agama Islam di lokasi itu. Sebab, kawasan tersebut sudah dicap merah. Bekas lokalisasi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X