Ada yang berusaha keras untuk tegar. Ada yang terus menanyakan kapan sang suami pulang. Ada yang bahkan tak mampu sekadar menonton berita di televisi.
MAYA A., Sidoarjo, FREDY R.M., Banyuwangi, DEWI A.N., Kediri, Jawa Pos
TANGAN Winny Widyanti mengepal. Bibirnya berusaha tersenyum meski kesedihan jelas berjejak di wajahnya. ”Semangat,” katanya sebelum masuk mobil dan meninggalkan rumahnya di perumahan dinas TNI-AL di Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, (23/4).
Winny adalah istri Kolonel Harry Setyawan, komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Komando Armada (Koarmada) II, salah seorang yang ada di KRI Nanggala yang sampai kemarin belum bisa ditemukan setelah hilang kontak pada Rabu (21/4) di perairan sebelah utara Bali.
Hingga kemarin, rumah Harry dan Winny terus didatangi kerabat, tetangga, dan rekan sejawat. Keluarga dan kerabat serta rekan Harry juga mengadakan doa bersama. Termasuk berdoa bersama anak yatim di panti asuhan. ”Semoga hari ini (kemarin, Red) ada kabar. Mohon doanya dan support dari semua,” tutur Winny.
Ibu empat anak itu tampak tegar. Kepada setiap orang yang datang, Winny sangat ramah. Sambutannya juga hangat. Dia senantiasa mengucapkan terima kasih kepada orang yang memberi dukungan dan doa. Dia bahkan sempat memeluk Jawa Pos.
Setelah acara doa bersama di panti asuhan, Winny sempat pulang ke rumah sejenak. Dia pamit kepada ibu Harry, Ida Farida, sebelum pergi lagi. Perempuan 45 tahun itu sempat menyatakan rencananya untuk berkunjung ke rumah kru yang ikut dalam kapal selam. ”Saya ingin memberikan support kepada keluarga mereka,” ujarnya sebelum beranjak menuju mobil yang kembali membawanya pergi.
Di Banyuwangi, Mega Dian Pratiwi masih berat untuk bisa menerima kabar kejadian yang menimpa sang suami, Serda (Ede) Pandu Yudha Kusuma. Sebagaimana Harry, Pandu merupakan 1 di antara 53 kru KRI Nanggala. Mega dan Pandu baru dua bulan menikah.
Ibu mertua Pandu, Yayak Dwi Ernawati, menuturkan bahwa putrinya berkali-kali menanyakan kepulangan suaminya. ”Mohon maaf, anak saya masih shock,” ucap Yayak kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi yang bertandang ke rumahnya.
Dia menceritakan, pada Senin (19/4) Pandu sempat menelepon istri dan keluarga. Prajurit yang bertugas sebagai operator senjata 2 KRI Nanggala itu mengabarkan akan berlayar untuk latihan di perairan Bali. Bahkan, dia sempat meminta doa agar pelayarannya lancar tanpa kendala.
”Pandu selalu kontak dengan semua keluarga. Meski saya mertua, tidak ada sekat. Pandu panggil saya mami,” ungkap Yayak.
Setelah menikah, Pandu langsung bertugas di KRI Nanggala-402. Bahkan, saat lamaran, Pandu tak bisa datang karena bertugas. Tiga hari setelah pernikahan, Pandu juga langsung kembali bertugas. ”Anak saya tidak bisa ikut ke Surabaya karena bekerja sebagai bidan di Klatak,” jelasnya.