Relaksasi PPnBM Jadi Contoh Menarik

- Sabtu, 24 April 2021 | 10:15 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA– Kebijakan relaksasi pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) mendongkrak kinerja penjualan otomotif. Pemerintah menyampaikan fakta menggembirakan itu (22/4). Stimulus tersebut menjadi contoh rangsangan yang berhasil menggerakkan roda perekonomian.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penjualan mobil pada Maret naik 72,6 persen ketimbang bulan sebelumnya. Atau, tumbuh 10,5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. ”Ini juga karena respons terhadap stimulus PPnBM. Insentif ini memberikan dampak lonjakan konsumsi atau pembelian kendaraan bermotor dan mobil,” terangnya dalam jumpa pers virtual.

Dia memerinci bahwa pertumbuhan penjualan terbanyak berasal dari jenis mobil niaga dan mobil penumpang. Artinya, tercipta indikator aktivitas perekonomian dari sisi produksi dan konsumsi. Penjualan mobil pada Maret lalu mendekati angka rata-rata 2019. Tren itu juga masih akan meningkat pada triwulan berikutnya. ”Ini menunjukkan kita mulai menuju situasi normal. Kita harap ini terus bertahan,” imbuh Ani, sapaan Sri Mulyani.

Seiring dengan meningkatnya penjualan, kapasitas produksi mobil juga naik. Insentif PPnBM DTP, menurut Ani, berdampak signifikan pada sisi permintaan dan tingkat produksi mobil dalam negeri. Penjualan mobil 4x2 yang menjadi sasaran relaksasi PPnBM DTP tumbuh 121,2 persen jika dibandingkan dengan Februari. ”Jadi, insentif PPnBM sangat mendorong konsumsi,” tambahnya.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengakui bahwa otomotif sedang menjadi pasar yang seksi saat ini. Relaksasi yang diluncurkan pemerintah juga bisa langsung dirasakan masyarakat. Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani menyatakan, masyarakat lebih cepat merespons positif insentif PPnBM DTP sehingga penjualan naik di atas 100 persen.

”Insentif PPnBM ini adalah contoh stimulus yang sangat menarik. Begitu stimulus diberikan, pasarnya langsung bergerak. Kami berharap stimulus ini juga terjadi pada sektor lainnya seperti properti,” ujar Hariyadi.

Dia berharap pemulihan aktivitas produksi otomotif juga merangsang gairah yang sama pada sektor-sektor usaha lain. Khususnya yang mendukung industri otomotif. Misalnya, suku cadang kendaraan. (agf/dee/c19/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X