BI : Vaksinasi Harus Digencarkan, Jika Tidak, Bisa Mengoreksi Pertumbuhan Ekonomi 

- Jumat, 23 April 2021 | 14:42 WIB
Tutuk
Tutuk

SAMARINDA - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan industri pertambangan batubara dan minyak sawit CPO Kaltim mengalami kebangkitan awal 2021. Setelah alami kontraksi tahun 2019 dan 2020.

Kondisi tersebut mesti dijaga dengan terus gencarnya vaksinasi COVID-19 untuk meningkatkan herd imunitas masyarakat. Hal ini agar pandemi COVID-19 tak mengganggu pertumbuhan ekonomi. 

"Kuncinya bagaimana meningkatkan imunitas masyarakat. Kuncinya meningkatkan kesehatan masyarakat. Kalau vaksin tidak digencarkan. Bisa terjadi seperti India sekarang," kata Tutuk dalam zoom meeting bersama awak media, Jumat (23/4/2021). 

India, disebut Tutuk, Negara yang belum sempat mencapai herd immunity, sudah alami serangan gelombang ketiga dan keempat ledakan kasus COVID-19. 

"Kasus Covid-19 di India yang naik lagi bisa mengoreksi pertumbuhan ekonominya," jelas Tutuk. 

Menurut Tutuk, vaksinasi Covid-19 yang berjalan di Kaltim, cukup baik di banding provinsi lain. Dengan total sasaran 600 ribu warga yang menerima vaksin. 

"Lansia paling banyak mendapat vaksin. Ini bagus. Hambatannya vaksinasi di Kaltim hanya di daerah 3 T. Daerah terluar, terpencil dan terjauh. Dan kita terus bergerak mencapai herd immunity," kata Tutuk

Tutuk menambahkan vaksinasi Covid-19 bisa mendorong kepercayaan diri masyarakat untuk beraktivitas namun tetap aman dengan protokol kesehatan. 

Dijelaskannya, ekonomi Kaltim tahun 2020 mengalami kontraksi terparah dalam 10 tahun terakhir. Hal ini disebabkan disebabkan PDRB dari sektor pertambangan yang turun akibat Negara di seluruh dunia melakukan lock down mencegah COVID-19. 

Berbeda dengan tambang, sumbangan PDRB dari industri minyak dan gas Kaltim sejak tahun 2017 sudah turun akibat berkurangnya penemuan sumur minyak baru dan turunnya secara alamiah produksi migas. 

"Dampak COVID-19 terhadap lapangan usaha utama di Kaltim membuat banyak IUP menahan produksi batubara akibat permintaan negara tujuan rendah dan harganya menurun. Mobilitas tenaga kerja dan bahan baku juga sempat terganggu. Dan operasi kilang minyak Balikpapan triwulan II tahun 2020 sempat terhenti," jelas Tutuk. (myn)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X