Menteri Mau Juli, Pemprov Maunya Ditunda

- Jumat, 23 April 2021 | 11:42 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Kasus aktif Covid-19 yang masih fluktuatif membuat rencana sekolah tatap muka Juli mendatang diselimuti ketidakpastian. Menurut pemprov, sangat berisiko belajar tatap muka di tengah pandemi.

 

BALIKPAPAN–Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) tampaknya tidak akan diikuti seluruh siswa dalam satu kelas. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim mengisyaratkan kegiatan belajar-mengajar di ruang kelas akan dibagi dalam dua sif. Opsi ini dipilih jika hingga Juli mendatang, Kaltim masih masuk zona merah penyebaran Covid-19.

Kepala Disdikbud Kaltim Anwar Sanusi menerangkan, secara nasional menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menginstruksikan bagi sekolah yang gurunya telah menjalani vaksinasi Covid-19 untuk segera melaksanakan kegiatan PTM. Namun, pemerintah daerah tetap memiliki pertimbangan sendiri. “Itu kan kebijakan mendikbud secara nasional. Tapi, kami kan punya Satgas Penanganan Covid-19 di daerah. Jadi, sifatnya situasional. Berdasarkan rekomendasi Satgas Penanganan Covid-19 di daerah,” katanya.

Dia menambahkan, Satgas Penanganan Covid-19 Kaltim tentunya akan melihat tren penyebaran Covid-19 sebelum memutuskan PTM digelar. Khususnya pasca-liburan dan cuti bersama Hari Raya Idulfitri Mei nanti. Dikhawatirkan terjadi lonjakan terkonfirmasi positif. Karena itu, pemerintah tidak ingin mengambil risiko.

Jika Kaltim situasinya masih masuk zona merah dan penambahan jumlah Covid-19 aktif belum dapat dikendalikan, kemungkinan PTM akan dibuat dua sif. “Separuh dulu atau seperempat dulu. Baru kami bisa lakukan (belajar tatap muka) full, kalau tidak ada Covid-19 lagi. Tetapi harus minta izin gubernur untuk provinsi. Dan bupati dan wali kota yang ada di kabupaten/kota,” katanya.

Dia melanjutkan, hingga saat ini, atau berjalan dua bulan, vaksinasi untuk guru dan tenaga kependidikan sudah 73 persen. "Itu ada yang sudah 100 persen ada yang masih 50 persen di daerah. Tapi rata-rata 73 persen se-Kaltim. Ini semua guru di Kaltim dari berbagai jenjang. Hal ini berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan," kata Anwar. Meski vaksinasi sudah lebih 50 persen, lampu hijau pembelajaran tatap muka di Kaltim belum dinyalakan pemerintah daerah. Aspek keamanan anak di tengah kondisi kasus Covid-19 yang fluktuatif, membuat pemerintah khawatir jika tatap muka dilakukan. Jika sebelumnya ada wacana bahwa pembelajaran tatap muka bisa dibuka pada tahun ajaran baru nanti, Anwar mengatakan, pada dasarnya dia akan mematuhi instruksi gubernur.

"Saya setuju statement Bapak Isran Noor (gubernur Kaltim) karena Kaltim masih zona merah. Jadi, jika tidak memungkinkan, daring juga tidak apa-apa. Para orangtua juga sudah paham," kata Anwar. Memang sebelumnya ada instruksi menteri tentang kemungkinan pembukaan sekolah tatap muka. Namun, Anwar mengamini jika yang mengetahui kondisi daerah tersebut adalah para kepala daerah mereka sendiri. Sehingga para pemangku kebijakan daerah bisa menilai apakah daerahnya sudah siap untuk pembelajaran tatap muka atau tidak.

Sebelumnya, Gubernur Kaltim Isran Noor meminta agar pembelajaran tatap muka tidak dilakukan Juli nanti. "Selama pandemi Covid-19 ini saya minta jangan dulu lakukan aktivitas tatap muka. Karena, kita harus pentingkan kesehatan. Kesehatan adalah yang utama," kata dia. Meskipun, pemerintah pusat berencana melakukan pembukaan belajar tatap muka. Tetapi dia berharap di Kaltim tidak dibuka dahulu sebelum kondisi benar-benar aman. Seperti kemarin (21/4), terjadi lagi penambahan kasus positif yang lebih tinggi dibandingkan tingkat kesembuhan. Jika beberapa hari kasus positif baru lebih rendah dibandingkan kasus kesembuhan, maka berbeda pada kemarin. Kalau sehari sebelumnya jumlah pasien positif yang dirawat ada 1.938 orang, maka kemarin jumlah pasien positif yang dirawat ada 1.978 orang. Hal itu pun menegaskan, kasus Covid-19 di Kaltim masih terus fluktuatif.

                Dari 10 kabupaten kota di Kaltim delapan di antaranya masih berstatus zona merah. Sedangkan persentase target vaksinasi pada tahap 2 di Kaltim masih kurang dari 50 persen. Untuk petugas pelayanan publik jumlah yang tervaksinasi hanya di kisaran 44 persen untuk penyuntikan pertama. Sedangkan untuk dosis kedua hanya 18,89 persen. Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Padilah Mante Runa mengatakan, vaksin semuanya sudah didistribusikan ke kabupaten kota. Saat ini kabupaten kota yang langsung memvaksin masyarakat yang masuk golongan prioritas pada tahap 2. "Termasuk guru, lansia, pelayan publik itu di tahap 2," kata dia.

Meski begitu, dia mengingatkan bahwa meskipun masyarakat sudah divaksin tetap harus memerhatikan protokol kesehatan. Sebab, meskipun sudah disuntik vaksin 2 dosis risiko penularan masih terjadinya. Hanya saja benefit lain ketika seseorang sudah disuntik adalah gejala yang ditimbulkan tidak parah. (nyc/kip/riz/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X