Oksigen di Kapal Selam Nanggala Hanya Kuat 72 Jam

- Kamis, 22 April 2021 | 16:58 WIB
ARMADA PEMUKUL: Kapal Selam KRI Nanggala-402 saat latihan pratugas pengamanan perbatasan di perairan Pulau Karimunjawa pada 20 Januari 2017. (GUSLAN GUMILANG/JAWA POS)
ARMADA PEMUKUL: Kapal Selam KRI Nanggala-402 saat latihan pratugas pengamanan perbatasan di perairan Pulau Karimunjawa pada 20 Januari 2017. (GUSLAN GUMILANG/JAWA POS)

Pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 terus dioptimalkan. Mengingat sudah 24 jam lebih kapal tersebut belum ditemukan. Meski begitu, potensi para awak kapal selamat masih ada.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan, KRI Nanggala-402 masih mampu menyediakan oksigen bagi orang-orang di dalamnya untuk beberapa. Sehingga, selama tidak terjadi kebocoran, maka para awak masih bisa bernafas.

“Kemampuan oksigen KRI apabila kondisi blackout seperti sekarang ini,  itu mampu 72 jam, jadi kurang lebih 3 hari,” kata Yudo di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4).

Jika diperhitungkan dari waktu tenggelamnya kapal, maka pasokan oksigen KRI Nanggala-402 bisa bertahan hingga Sabtu lusa sekitar pukul 03.00. Oleh sebab itu, pencarian terus dimaksimalkan supaya bisa segera ditemukan.

“Mudah-mudahan sebelum ini dapat segera ditemukan sehingga cadangan oksigen masih ada,” jelas Yudo.

Sebelumnya, kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan dekat Bali pada Rabu (21/4) sekitar pukul 03.00 WIB. KRI Nanggala-402 diketahui satu dari lima kapal selam yang dimiliki angkatan bersenjata Indonesia. 

TNI AL memastikan jika KRI Nanggala-402 dalam keadaan layak menyelam. Kapal membawa 53 orang. Terdiri dari 49 ABK, 1 Komandan Satuan, dan 3 personel Arsenal.

KRI Nanggala-402 ini awalnya hendak mengikuti latihan penembakan di laut Bali, pada Kamis (22/4) besok. Insiden hilang kontak ini diduga terjadi saat KRI Nanggala sedang melakukan gladi resik.

Sebagai informasi, KRI Nanggala-402 merupakan salah satu kapal selam dari lima kapal selam yang dimiliki Indonesia. Kapal ini diproduksi perushaan Jerman pada 1979. Dan dibeli oleh Indonesia pada 1981. (jpc)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X