SALAH satu tujuan utama ESL adalah pemasukan setiap tim stabil. Kabarnya, bank investasi AS JP Morgan sebagai salah satu penyandang dana siap memberikan minimal EUR 200 juta (Rp 3,49 triliun) kepada setiap kontestan ESL sebagai ”uang selamat datang”.
Faktor finansial kepada klub kontestan itulah yang menjadi pertimbangan penting UEFA yang siap mengusung format baru untuk Liga Champions dan Liga Europa mulai edisi 2024–2025.
Format yang diusung UEFA meniru format ESL karena memang idenya datang dari Andrea Agnelli, presiden Juve sekaligus wakil presiden ESL. Yakni, setiap tim tidak akan dilibatkan lagi dalam fase grup, melainkan kompetisi berformat round-robin dengan per tim memainkan minimal sepuluh laga. Delapan tim teratas langsung menuju fase knockout. Jumlah tim peserta juga meningkat dari 32 menjadi 36.
Perubahan format diyakini bisa meningkatkan daya saing dan daya tarik dari semua tim. Sekaligus menghadirkan kesegaran tersendiri terhadap format lama yang dirasa terlalu ”kejam” bagi tim kecil karena tergabung dalam grup dengan hanya empat peserta.
Terkait keuangan, UEFA sejatinya telah menganggarkan EUR 4,2 miliar (Rp 75 triliun) untuk format baru nanti. Lebih besar dari yang ditawarkan JP Morgan kepada ESL, yakni EUR 3,6 miliar (Rp 62,8 triliun).
Namun, dengan peserta yang semakin banyak, uang tersebut tetap tidak akan sebesar yang diterima peserta ESL. Hal itu yang membuat UEFA kini dalam proses untuk kembali meningkatkan bujet mereka. ”Nominal tersebut saat ini sedang dirundingkan oleh UEFA bersama Centricus Asset Management. Semua dilakukan agar tidak ada lagi rencana seperti ESL dengan uang sebagai penyebabnya kembali terulang,” tulis Bloomberg. (io/c17/dns)