Triwulan I, Balikpapan Kirim 76 Ton Kepiting ke Tiongkok

- Kamis, 22 April 2021 | 11:17 WIB

BALIKPAPAN –Dinas Perdagangan Balikpapan mencatat tingkat ekspor tahun ini masih didominasi oleh sektor non migas, yakni batu bara. Kasi Ekspor Dinas Perdagangan Balikpapan Dewi Sartika mengatakan, berdasarkan penerbitan surat keterangan asal (SKA) untuk periode Januari-Maret 2021, ada sebanyak 15.524.709 metrik ton batu bara yang diekspor. Nilainya mencapai USD 698.272.539,43.

Namun untuk bulan ini, tingkat ekspor kepiting juga cukup lumayan. Lebih tinggi daripada ikan untuk hariannya. Dalam sehari, bisa dua kali pengiriman ke Tiongkok, dari Senin sampai Sabtu.

“Untuk periode Januari-Maret 2021, volume ekspor kepiting mencapai 76,448 kg. Sedangkan untuk nilainya adalah sebesar USD 625.927,50,” jelasnya. Dewi menyebut, angka ini merupakan pencapaian yang sangat besar. Pasalnya, ekspor kepiting dari Balikpapan ke Shanghai, Tiongkok, baru saja dilakukan.

Sempat dikabarkan, upaya peningkatan ekspor untuk mendorong pemulihan ekonomi dilakukan oleh banyak pihak. Termasuk Bea Cukai Balikpapan. Salah satunya, dengan berupaya dalam penambahan jalur perdagangan baru. Tak hanya Bea Cukai, semua instansi terkait lain turut berpartisipasi.

Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Balikpapan Wijaya Arif Nurrochman, PEN Bea Cukai Balikpapan menjelaskan, pihaknya berfokus pada industri perikanan. Beberapa waktu lalu, dilakukan ekspor kepiting pertama dari Balikpapan menuju Shanghai. Baru diluncurkan pada Maret lalu. Namun, Balikpapan belum bisa melakukan ekspor menggunakan pesawat langsung dari Balikpapan.

Hal lain, pengiriman mulanya hanya dibatasi volume maksimal 2 ton, dengan durasi seminggu sekali. Lalu dilakukan negosiasi, sehingga bisa berkali-kali lipat dari jumlah awal dan setiap hari. Balikpapan bisa melakukan ekspor kepiting bakau 6-7 ton per hari.

"Tetapi nyatanya, produk yang dimiliki Balikpapan, lebih dari sekadar 6-7 ton. Ada sekitar 10 ton lebih. Artinya ada 3 ton lebih yang sehari belum terangkut," tambahnya.

Diakuinya, jika ingin mengirim dengan pesawat sendiri, volume barang sehari harus sebanyak 25 ton. Padahal, ketika ini terpenuhi, biaya logistik akan jauh lebih murah.

Dijelaskannya, saat ini ke Jakarta, pengiriman hanya diberi kapasitas 6 ton per hari. Yang mana kebanyakan pengusaha hasil laut di Balikpapan, belum tahu kalau ada direct flight ke Tiongkok. (*/okt/rdh/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X