Dari Singapura, ”Jatuh Hati” kepada Kartini

- Rabu, 21 April 2021 | 16:55 WIB
Azhar Ibrahim Alwee
Azhar Ibrahim Alwee

Azhar Ibrahim Alwee membawa Kartini ke dalam ruang-ruang kelas di Malaysia dan Singapura serta di berbagai acara kuliah umum. Keinginannya yang belum terwujud: mengunjungi Jepara.

 

AGFI SAGITTIAN, Jakarta, Jawa Pos

 

KARTINI dikenalnya sejak dirinya masih berstatus mahasiswa di National University of Singapore (NUS). Namun, ketertarikan khususnya kepada pahlawan nasional Indonesia itu tumbuh sejak 2015 dan terus bertahan hingga kini.

”Semakin banyak saya membaca dan riset tentang beliau, saya menemukan banyak ide dan perspektif yang menarik,” katanya melalui sambungan telepon dari Singapura kepada Jawa Pos yang berada di Jakarta Senin (19/4).

Azhar adalah dosen di studi Melayu-Indonesian di NUS. Dia mengajar kesusastraan Nusantara, ideologi pembangunan dan intelektual, serta literasi kultural. Selama lebih dari 10 tahun menjadi akademisi, Azhar selalu memperkenalkan Kartini sebagai sosok inspiratif di banyak kelas di Singapura dan Malaysia serta di berbagai acara kuliah umum.

Pria kelahiran Singapura pada 1971 tersebut merupakan bagian dari sekian akademisi/cendekiawan luar negeri yang ”jatuh hati” kepada Kartini. Lalu, melakukan studi tentang putri Jawa yang lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879, tersebut.

Selain itu, ada Joost Cote, akademisi di Monash University, Australia. Dia sudah sekitar 25 tahun meneliti Kartini. Salah satu karyanya adalah Kartini: The Complete Writings 1898–1904.

Ada pula Paul Bijl, asisten profesor sastra di University of Amsterdam dan peneliti di KITLV, lembaga riset milik pemerintah Belanda tentang studi Asia Tenggara dan Karibia. Dia pernah menulis Appropriating Kartini.

Bagi Azhar, Kartini tak sepatutnya dideskripsikan sebatas pejuang wanita dari Indonesia. ”Di satu sisi, itu penting, tapi melihat Kartini hanya dari kacamata feminis itu merugikan. Kartini jauh lebih dari itu,” ujar Azhar.

Pertautan Azhar dengan Kartini dimulai ketika melakukan riset tentang intelektual dan intelegensi Jawa beberapa tahun silam. Riset tersebut mengenalkan Azhar kepada banyak tokoh intelektual dari Indonesia. Di antaranya, Tirto Adhi Soerjo dan H.O.S Tjokroaminoto. Namun, yang sangat menarik baginya adalah Raden Ayu Kartini.

Selain menjadi sosok yang paling awal di jajaran tokoh intelektual, Kartini dinilai Azhar memiliki pemikiran cemerlang, baik terkait dengan masyarakat, agama, maupun budaya masyarakat secara universal. ”Hormatilah segala yang hidup, hak-hak dan perasaannya,” tutur Azhar mengutip salah satu catatan Kartini.

Kutipan itu disebut Azhar yang paling mendasar. Yang membuatnya sadar bahwa Kartini berpikir lebih dari sekadar memperjuangkan hak perempuan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X