JAKARTA– Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyatakan bahwa dana yang mereka kelola meningkat terus dalam empat bulan terakhir. Sampai 31 Maret lalu, dana wakaf tunai BWI mencapai Rp 67,4 miliar. Mayoritas dikelola dalam instrumen investasi deposito dan sukuk.
Ketua Badan Pelaksana BWI Mohammad Nuh menegaskan, untuk sementara ini, dana wakaf dikelola dalam bentuk deposito dan sukuk. Sukuk yang dimaksud adalah cash waqf linked sukuk (CWLS) ritel. BWI belum berani menempatkan dana wakaf ke instrumen langsung karena masih mempertimbangkan risikonya. ”Karena belum cakap dan harus ekstrahati-hati,” kata Nuh kemarin (20/4).
Meski BWI menggunakan deposito dan sukuk, menurut dia, hasil pengembangannya lumayan besar. Sukuk, misalnya. Margin imbal hasilnya 5,4 persen. Sejauh ini BWI nyaman mengelola dana wakaf dalam rupa sukuk karena ada jaminan keamanan dari pemerintah.
Nuh mengakui, potensi wakaf tunai di Indonesia sangat besar. Karena itu, dia terus mengajak masyarakat untuk menjadikan wakaf tunai sebagai lifestyle. Apalagi, sekarang membayar wakaf tunai bisa mulai dari Rp 10 ribu saja. ”Membayar wakaf tunai semakin mudah. Tidak perlu menunggu kaya,” ujarnya.
Belakangan, banyak lembaga yang membayarkan wakaf tunai ke BWI secara kolektif. Misalnya, gerakan wakaf tunai oleh para ASN Kementerian Agama yang berhasil menghimpun dana sekitar Rp 4,2 miliar. Dana itu kemudian ditempatkan dalam deposito dan menghasilkan nilai manfaat Rp 20 jutaan.
Dulu, jelas Nuh, wakaf identik dengan aset berupa tanah. Kini tidak lagi. Wakaf tunai pun telah mengantongi restu dari MUI dan ada fatwanya.
Per Desember 2020, total dana wakaf tunai BWI tercatat Rp 63,8 miliar. Pada Januari 2021, nominalnya naik menjadi Rp 64,29 miliar. Pada Februari lalu, jumlah dana wakaf tunai sudah mencapai Rp 64,95 miliar. ”Kita ingin semakin meningkat lagi,” tutur Nuh.
Kini BWI juga berusaha meningkatkan literasi wakaf tunai di kalangan masyarakat. Jika sosialisasi berhasil, nilai potensi wakaf tunai Indonesia yang sekitar Rp 188 triliun akan bisa dimanfaatkan secara optimal. (wan/c14/hep)