Liga Super Eropa Siap Hadapi Pertarungan Legal

- Rabu, 21 April 2021 | 16:47 WIB

LONDON– Meski menuai pertentangan setelah dideklarasikan, European Super League (ESL) atau Liga Super Eropa tetap melanjutkan langkah. Ancaman UEFA selaku otoritas yang membawahkan 12 klub pengagas ESL untuk beperkara di meja hijau ternyata siap dilayani. Kemarin (20/4) ESL menyurati UEFA dengan tembusan ke FIFA dalam upaya meminta perlindungan hukum.

”SLCo (Super League Company sebagai badan hukum ESL, Red) telah mengajukan mosi ke pengadilan untuk memastikan pembentukan dan pengoperasian kompetisi yang mulus sesuai dengan hukum yang berlaku,” begitu bunyi surat ESL kepada UEFA dan FIFA seperti dilansir The Wall Street Jurnal.

Meski dianggap sebagai ”liga pelarian”, ESL memang tidak menyalahi aturan secara hukum. Misalnya, yang diungkapkan Mark Orth selaku pengacara yang bergerak di hukum kompetisi olahraga. Menurut Orth, ESL tetap memiliki peluang memenangi pertarungan legal melawan UEFA-FIFA.

Salah satu faktornya adalah semua peserta ESL tergerak dengan hal yang sama. Yaitu, keluar dari monopoli UEFA-FIFA, khususnya menyangkut faktor keuangan.

”Begini gambarannya, jika perusahaan monopoli dibiarkan melarang munculnya persaingan, Anda sama sekali tidak memerlukan undang-undang untuk itu. ESL memiliki prospek sepak bola di masa depan yang cukup menjanjikan,” tuturnya kepada Daily Mail.

Inti munculnya ESL adalah untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang semakin parah akibat pandemi Covid-19. Sebagai contoh, utang FC Barcelona yang dilaporkan Forbes pada Januari lalu sudah melebihi EUR 1 miliar (Rp 17,4 triliun). Itu pun penghasilan dari hak siar di Liga Champions masih harus dibagi lagi dengan UEFA.

Orth yang pendiri MEOlaw juga meyakini, peserta ESL tidak akan mendapat sanksi apa pun dari UEFA-FIFA. Sebelumnya, UEFA-FIFA bakal mencekal para pemain yang tampil di ESL dalam ajang mereka. Artinya, bukan hanya Liga Champions maupun Euro, melainkan juga sampai Piala Dunia.

Bahkan, dugaan bahwa klub pengagas ESL bakal didiskualifikasi dari Liga Champions maupun Liga Europa yang musim ini sudah memasuki fase semifinal hanyalah rumor. Ada lima klub ESL yang masih eksis. Masing-masing Real Madrid, Manchester City, dan Chelsea di semifinal Liga Champions. Sementara itu, di semifinal Liga Europa ada Manchester United dan Arsenal.

Yang mungkin menjadi ganjalan ESL adalah pemerintah di negara masing-masing. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang menemui perwakilan dari FA (PSSI-nya Inggris), otoritas Premier League, dan beberapa kelompok suporter kemarin menyerukan bahwa ESL tidak akan diizinkan dihelat di Inggris. ”Pemerintah (Inggris, Red) sedang menjajaki setiap kemungkinan, termasuk opsi secara legislatif, untuk memastikan proposal itu (berlangsungnya ESL, Red) dihentikan,” beber Johnson kepada The Athletic. (io/c6/dns)

 

UNTUNG DAN RUGI ESL

 

YANG DIUNTUNGKAN

- Pemilik klub

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X