Seorang Perempuan Punya Multiperan

- Rabu, 21 April 2021 | 14:05 WIB
Rahmatia (IST)
Rahmatia (IST)

RAHMATIA terlahir dari seorang pedagang. Dengan ayah bernama Muhammad Sulhan dan ibu Appe. Sejak sekolah, perempuan berusia 27 tahun itu seperti digembleng oleh orangtuanya untuk berusaha. Bertemu dengan banyak pedagang, karena orangtuanya sebagai distributor sayur-mayur atau pangan di kawasan Pasar Pandansari, Balikpapan. Dari situ karakternya terbentuk.

Perempuan yang mengaku masih single itu pun tertantang untuk memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Dia merasa banyak pedagang perlu perhatian pemerintah. Kandidat magister manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman Samarinda itu pun kini menjadi anggota Komisi IV DPRD Balikpapan. Dengan perolehan suara 3.684 yang memilihnya. Legislator yang akrab disapa Tia itu ingin merealisasikan mimpi membantu pedagang dan warga. Berikut wawancancaranya.

Mengapa Anda terjun ke politik?

Sebenarnya ingin menjadi manusia lebih bermanfaat lagi. Terlibat dalam usaha orangtua, saya jadi lebih paham perekonomian. Sering bertemu warga dan pedagang. Sebagai perempuan, saya juga lebih peka. Ada niat ingin membantu mereka. Saat saya sebagai warga mungkin jangkauannya terbatas. Mau tidak mau, saya perlu kekuatan politik untuk bisa membantu mereka. Sehingga, mereka mendapat perhatian dari pemerintah.

Saya diskusi dengan beberapa pihak. Saya akhirnya memberanikan diri mencalonkan sebagai anggota legislatif. Sedikit banyaknya saya bisa membenahi benang yang kusut di lingkungan pedagang atau masyarakat.

Siapa yang membawa atau mengajak Anda ke politik?

Orangtua yang mengajak, terutama bapak saya. Beliau yang memberikan dukungan. Saya kan masih muda, beliau yang menjadi alarm kalau langkah saya salah. Dukungan keluarga dan orangtua sangat besar.

Bagaimana Anda bisa terpilih jadi anggota dewan?

Saya tidak menyangka. Banyak teman saya di wilayah Balikpapan Barat yang jadi daerah pemilihan saya. Saya SMP dan SMA di Balikpapan Barat. Lebih tepatnya di SMP PGRI 1 dan SMA 3. Jadi, teman banyak yang mendukung. Semua kuasa Tuhan. Dengan kerja keras, akhirnya membuahkan hasil.

Anda masih muda. Tapi, sudah harus memikirkan pembangunan kota termasuk beribu persoalan di dalamnya lewat legislatif. Bagaimana kesannya?

Bagi saya, ini konsekuensi yang saya ambil. Masalah muda atau tua itu bukan persoalan. Muda dan tua itu bukan sekadar dilihat dari usia. Tapi, dilihat dari bagaimana pola pikir dan mengambil kebijakan. Muda adalah nilai lebih. Bukan muda sebuah persoalan. Saya siap memikirkan kota bersama teknologi yang ada.

 

Perempuan kerap dipandang sebelah mata. Apalagi di kancah perpolitikan. Bagaimana dinamika di DPRD Balikpapan?

Sebagai manusia, perempuan dan laki-laki adalah punya kewajiban dasar. Saya bisa menjadi ibu, istri, dan politikus. Tapi, saya belum merasakan menjadi ibu dan istri. Tapi menurut saya, perempuan memiliki multiperan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X