Indonesia Tidak Boleh Lengah, Gelombang Ketiga Covid-19 Dunia Membayangi

- Sabtu, 17 April 2021 | 12:06 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA- Meskipun kasus Covid-19 di Indonesia relatif ‘terkendali’. Namun gelombang ketiga pandemi Covid-19 di dunia tidak boleh diremehkan. Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sony B Harmadi mengungkapkan, bahwa saat ini jumlah tes di Indonesia sudah melebihi target. Yakni sekitar 118 persen dari standar WHO 1 per 1000 orang per minggu. Dari tes tersebut, jumlah positivity rate juga cenderung menurun. Dari 25 hingga 27 persen pada transisi Januari-Februari lalu, menjadi sekitar 11 sampai 14 persen saja.

Kasus aktif juga berkurang. Dari 176 ribu pada 5 Februari lalu, hingga 108 ribu saat ini. Jadi, sekitar 70 ribu kasus aktif berhasil diturunkan dalam 2 setengah bulan terakhir. Namun, kata Sony hal ini bukan berarti membuat Indonesia lengah.

Pasalnya, saat ini dunia sedang mengalami gelombang ketika bahkan dalam kondisi kritis. Terutama menyangkut lonjakan kasus di India, Amerika Selatan dan beberapa negara di Eropa ”India kasus per hari bertambah 200 ribuan kasus. Brazil 71 ribuan kasus per hari. Ada juga Jerman dan banyak negara eropa mengalami lonjakan kasus,” kata Sony (16/4).

Sony menyebut, tren ini menunjukkan bahwa bahkan negara-negara yang sebelumnya menunjukkan kinerja pengendalian pandemi yang bagus, saat ini kembali mengalami puncak gelombang yang baru. ”Ini menandakan bahwa tidak ada negara yang benar-benar mampu mengendalikan kasus Covid-19 ini kita harus betul berhati-hati,” katanya.

Berdasarkan data dari website WHO, Indonesia per kemarin, 16 April mencatatkan 217.353 kasus baru dengan total 14 juta kasus kumulatif dan 174 ribu kematian. Kasus kematian per harinya mencapai ribuan kasus. Sementara Brazil mencatatkan kasus baru 73.513 kasus baru sementara Jerman 29.426 kasus baru.

Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan saat ini pandemi Covid-19 sedang tumbuh secara eksponensial. Hal ini ditandai dengan penambahan jumlah kasus yang konstan dalam jumlah besar. WHO mencatat kenaikan kasus global mencapai 9% dan menjadi peningkatan ketujuh kali berturut-turut dan angka kematian juga melonjak 5%.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut salah satu penyebabnya adalah lonjakan kasus di India. ”Melonjaknya kasus di India dsinyalir akibat kerumunan yang tidak dilarang pemerintah setempat,” katanya.

Namun, tren memprihatinkan di berbagai belahan dunia, bertolak belakang dengan tren di tanah air. Perkembangan menunjukkan hal yang bagus. Dari data menunjukkan, pada minggu ini saja di Indonesia terjadi penurunan sebesar 14,2 persen untuk penambahan kasus positif kemudian penurunan 17,6 persen pada penambahan kematian.

Tren perbaikan ini menunjukkan kerja keras dan kolaborasi antara seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat. Sehingga Indonesia menjadi bangsa yang tangguh, bahkan di tengah pandemi sekalipun.

Meski demikian, kondisi yang membaik ini bukan alasan untuk lengah. Karena perkembangan ke arah yang lebih baik ini, hendaknya jangan dijadikan alasan untuk bersikap acuh dan lalai. "Sebaliknya kita harus semakin konsisten menjaga kedisiplinan dalam melawan pandemi ini. Tetap jalankan protokol kesehatan dengan disiplin sampai nanti kita sepenuhnya terbebas dari pandemi," lanjutnya.

Wiku mengatakan pemerintah bersama masyarakat harus saling mendukung agar penanganan Covid-19 di tanah air semakin membaik. Masyarakat diminta mendukung keputusan yang diambil pemerintah meskipun tidak semua kalangan akan langsung menerima. Akan tetapi keputusan diambil demi mencegah munculnya lonjakan penularan di Indonesia. Dan perkembangan baik di Indonesia pun akan berkontribusi terhadap menurunnya persentase peningkatan kasus dunia.

Untuk itu perkembangan negatif penanganan Covid-19 di berbagai belahan dunia, Wiku berharap Indonesia bisa menyikapi dengan. ”Meskipun tren dalam negeri bergerak ke arah positif, kita baru dapat menang apabila pandemi dapat berakhir, bukan saja di negara sendiri, melainkan di negara-negara lain, dan kita dapat melakukan mobilisasi global tanpa hambatan," harap Wiku.(tau)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X