BPOM Menunggu Respon Peneliti Vaksin Nusantara

- Sabtu, 17 April 2021 | 11:35 WIB
Kepala BPOM Penny K Lukito
Kepala BPOM Penny K Lukito

JAKARTA– Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jumat (16/4) menyatakan proses Vaksin Nusantara bukan lagi kewenangannya. Sebab, menunggu respon dari peneliti. Kemarin juga BPOM mengunjungi PT Bio Farma untuk melihat kesiapan proses hilirisasi Vaksin Merah Putih.

Kepala BPOM Penny K Lukito menegaskan bahwa penilaian uji klinis fase 1 Vaksin Nusantara belum bisa dilanjutkan ke fase kedua. ”Sebab ada temuan dan koreksi yang harus ada perbikan kalau ingin ke uji klinis fase 2,” ungkap Penny saat mengunjungi PT Bio Farma di Bandung.

Penny menjelaskan bahwa pihaknya telah memberikan hasil penilaian uji klinis fase 1 kepada tim peneliti Vaksin Nusantara. Dia menyatakan tak mau lagi mengomentari terkait vaksin in. Menurutnya tugas BPOM saat ini sudah selesai. Tingga menunggu perbaikan dari hasil penilaian fase 1.

”Vaksin ini merupakan produk advance teknologi yang ada aspek harus dipenuhi,” ujarnya. Untuk itu semua tahap ilmiah tidak bisa dilewati. Kalau tetap bandel maka akan kembali ke belakang.

Menurut temuan BPOM, Vaksin Nusantara tidak menggunakan uji preklinis. Seperti laporan tertulis BPOM, peneliti vaksin tersebut beralasan bahwa platform yang digunakan Vaksin Nusantara sudah pernah digunakan sebelumnya, yakni untuk kanker. Namun BPOM menjelaskan uji tersebut diperlukan karena dalam calon vaksin Covid-19 ini ditambahkan zat lain.

”Preklinik ini harus dilalui karena terkait perlindungan terhadap subjek penelitian yang melibatkan manusia,” ucapnya. Penny menegaskan hal ini terkait keamanan dan menghindari hal yang tidak diinginkan. Selain itu pada tahap preklinik ini juga dapat melakukan profilinging dari prototype vaksin. Evaluasi dalam penelitian obat dan vaksin menurutnya merupakan hal yang biasa.

”Apa yang terjadi sekarang di luar kewenangan BPOM,” ungkap Penny. Menurutnya, seluruh vaksin Covid-19 dilakukan hal yang sama.

Kemarin Jawa Pos mencoba menghubungi Terawan Agus Putranto yang disebut termasuk menginisiasi penelitian Vaksin Nusantara. Sayangnya pesan yang dikirim melalui WhatsApp tersebut tak mendapat respon. Selain itu pada kemarin sore diskusi dengan salah satu Peneliti Uji Klinis Fase II Vaksin Nusantara Kolonel CKM dr. Jonny SpPD-KGH yang disponsori oleh salah satu media online, batal dilakukan. Alasannya, Jonny tak bisa dihubungi hingga diskusi dimulai.

Sebelumnya Jonny menjelaskan bahwa pengambilan sampel darah merupakan bagian dari proses vaksinasi vaksin nusantara. Penjelasan tersebut diberikan saat anggota DPR RI berbondong ke RSPAD Gatot Subroto guna menyerahkan sampel darahnya. Jonny mengakui proses itu memang berbeda dengan vaksinasi menggunakan vaksin lain yang langsung disuntik ke dalam tubuh. "Karena vaksin (nusantara) ini diambil dari sel tubuh sendiri, kemudian sel darah putih kami biarkan selama lima hari, dan setelah lima hari kami kenalkan kepada protein seperti yang dipunyai oleh protein virus," imbuhnya.

Melalui proses itu, lanjut Jonny, sel darah putih memiliki memori terhadap virus Covid-19. Dengan begitu, apabila virus itu mencoba masuk setelah vaksinasi dilakukan, tubuh penerima vaksin nusantara sudah siap. "Karena dia sudah tahu dan kenal (dengan virus Covid-19)," imbunya. Vaksin nusantara juga diklaim minim reaksi atau efek samping. "Bisa meminimalkan reaksi alergi," kata dia. Sebabnya tidak lain karena vaksin itu diproses dari darah yang diambil dari tubuh penerima vaksin.

 

Jonny menyebut, total ada 180 orang yang ikut andil dalam uji klinis tahap dua vaksin nusantara. Jumlah itu sudah termasuk rombongan dari DRP yang turut mendukung uji klinis vaksin tersebut. Melalui uji klinis tahap kedua, mereka mencari dosis yang paling optimal untuk memberikan perlindungan kepada penerima vaksin dari serangan Covid-19. "Belum (melihat sampai) efektivitas. Efektivitas nanti di fase tiga," jelas Jonny.

Vaksin Merah Putih Bisa Dikebut

Kemarin BPOM mengunjungi PT Bio Farma yang menjadi salah satu industry farmasi yang melakukan hilirisasi pengembangan Vaksin Merah Putih dari Lembaga Biologi Molekular Eijkman. BPOM juga mengunjungi Institut Teknologi Bandung yang juga mengembangkan penelitian vaksinCovid-19.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X