Harga Bapok di Bontang Berpotensi Naik, Bulog Tak Gelar Operasi Pasar

- Jumat, 16 April 2021 | 15:40 WIB
Rusaknya jalur poros Samarinda-Bontang berpotensi mengganggu distribusi logistik dan membuat harga beberapa bahan pokok (bapok) naik. Apalagi jelang Idulfitri konsumsi masyarakat cenderung meningkat.
Rusaknya jalur poros Samarinda-Bontang berpotensi mengganggu distribusi logistik dan membuat harga beberapa bahan pokok (bapok) naik. Apalagi jelang Idulfitri konsumsi masyarakat cenderung meningkat.

BALIKPAPAN – Rusaknya jalur poros Samarinda-Bontang berpotensi mengganggu distribusi logistik dan membuat harga beberapa bahan pokok (bapok) naik. Apalagi jelang Idulfitri konsumsi masyarakat cenderung meningkat.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil (Disperindagkop dan UKM) Muhammad Yadi Robyan Noor mengatakan, kerusakan jalur Samarinda-Bontang menyebabkan kemacetan berjam-jam. Terhambatnya akses pasti akan membuat pengiriman jadi lebih lama. “Pasti berpengaruh, sebab akses menjadi bagian penting dari biaya logistik,” ungkapnya, Kamis (15/4).

Dia memastikan ketersediaan stok bahan pangan pada momen Ramadan dan Idulfitri dalam kondisi aman. Namun diperlukan cara mengubah persepsi masyarakat yang selama ini selalu menganggap bahwa terjadinya gejolak harga bahan pokok di setiap Ramadan menjelang Idulfitri, menjelang Natal dan tahun baru sebagai hal yang biasa.

Padahal untuk memastikan tidak ada permainan harga di pasar, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan harga dan pasokan bahan pokok di pasar-pasar induk 10 kabupaten dan kota di Kaltim. Hal itu dilakukan secara intensif dalam rangka memonitor indikasi kelangkaan komoditas. Sehingga dapat melakukan langkah antisipasi dengan cepat.

“Kita fokus pada tiga komoditas. Cabai, daging sapi, dan gula pasir. Harga cabai saja yang sebelumnya Rp 100 ribu, sekarang sudah turun,” katanya. Dalam pantauannya, harga cabai tiung cenderung mengalami kenaikan sejak akhir 2020. Yaitu Rp 110 ribu per kilogram, namun memasuki April telah berangsur turun yaitu berkisar antara Rp 91 ribu sampai Rp 93 ribu per kilogram.

Sementara itu, per 15 Maret hingga 8 April harga daging sapi cenderung naik di kisaran harga Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu per kilogram. Harga tersebut lebih tinggi 5,8 persen di atas harga rata-rata nasional sebesar Rp 122 ribu per kilogram. Harga acuan daging sapi Rp 105 ribu per kilogram.

Selanjutnya pasokan gula pasir ke Kaltim dipastikan aman. Di mana, harga saat ini berkisar antara Rp 13,2 ribu sampai dengan Rp 13,5 ribu per kilogramnya. Harga gula pasir juga menunjukkan bahwa harga di Kaltim 8 persen lebih tinggi dari HET sebesar Rp 12,5 ribu per kilogram. Per Januari 2020 hingga April 2021, tercatat 9 komoditas stabil dari total sebanyak 13 komoditas.

Jika dirinci, untuk komoditas yang stabil antara lain beras premium dan medium, cabai merah besar dan keriting, daging ayam ras, daging sapi segar lokal, gula pasir curah, minyak goreng kemasan dan telur ayam. Sedangkan untuk komoditas yang turun harga, adalah bawang merah, bawang putih dan kedelai impor serta hanya cabai merah rawit yang lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Sementara itu, tahun ini Bulog Kalimantan Timur dan Utara kembali tidak bisa menggelar operasi pasar di momentum Ramadan. Pandemi corona yang masih berlangsung menjadi musababnya. Pimpinan Wilayah Bulog Kanwil Kalimantan Timur dan Utara Arrahim K Kanam mengatakan, sudah satu tahun lebih pihaknya tidak menggelar operasi pasar (OP).

“Selama pandemi ini kita tidak ada menggelar OP. Hampir setahun lah. Selain terkendala pandemi Covid-19, kami biasanya bekerja sama dengan Dinas Perdagangan setempat dalam menggelar operasi pasar murah bagi rakyat di sejumlah tempat. Akan tetapi, belakangan ini tidak pernah ada informasi terkait kegiatan tersebut,” ujarnya.

Meskipun tidak menggelar OP, Bulog Kaltimra tetap menyiapkan sejumlah produk sembako dengan harga murah di RPK dan sejumlah pasar Ramadan. Bagi masyarakat yang membutuhkan sembako dengan harga terjangkau bisa langsung mendatangi kantor Bulog.

Pihaknya sempat melakukan komunikasi untuk operasi pasar tidak bisa. Pemerintah hanya membuka pasar Ramadan terbatas. "Untuk Balikpapan kami memfokuskan penjualan online. Namun, di sejumlah kota dan kabupaten kami masih bisa berjualan di pasar. Kami ikut di beberapa pasar Ramadan. Dan pasar khusus bahan pokok,” tuturnya.

Menurutnya, pihaknya harus lebih gencar melakukan branding Bulog. Pasalnya mayoritas masyarakat tahu Bulog saat Ramadan melakukan operasi pasar. Di saat harga melambung, produk Bulog bisa jadi penyeimbang. Namun, kali ini mereka tidak bisa melakukan upaya itu. “Untuk itu kami ingin branding melalui media sosial. Serta, kami fokuskan penetrasi ke RPK yang ada,” bebernya.

Kemudian, untuk pasokan, pihaknya belum melakukan penambahan stok. Sejauh ini masih aman, permintaan belum melonjak. Harga masih stabil, hanya saja harga cabai saat ini yang meroket. Sedangkan cabai tidak masuk dalam komoditas yang ditangani Bulog.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB

Pemprov Kaltara Tawarkan 17 IPRO ke Amerika

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:30 WIB
X