Mengulang Final Klub Inggris atau Magis Pelatih Paro Musim

- Jumat, 16 April 2021 | 13:09 WIB
Manajer Manchester City Pep Guardiola (kiri) menyambut gelandang serang Phil Foden (kanan) yang melakukan selebrasi seusai mencetak gol ke gawang Borussia Dortmund dalam leg kedua perempat final Liga Champions di Stadion Signal Iduna Park, Dortmund, Jerman, Rabu (14/4/2021) waktu setempat. (ANTARA/REUTERS/POOL/Wolfgang Rattay)
Manajer Manchester City Pep Guardiola (kiri) menyambut gelandang serang Phil Foden (kanan) yang melakukan selebrasi seusai mencetak gol ke gawang Borussia Dortmund dalam leg kedua perempat final Liga Champions di Stadion Signal Iduna Park, Dortmund, Jerman, Rabu (14/4/2021) waktu setempat. (ANTARA/REUTERS/POOL/Wolfgang Rattay)

NYON– Bayern Muenchen sukses memenangi Liga Champions musim lalu (2019–2020) tanpa pernah kalah. Musim ini, hanya Manchester City yang masih unbeaten hingga perempat final. Laju City bakal mendapat tantangan berat di semifinal karena lawannya adalah Paris Saint-Germain (PSG).

City yang sedang mengejar titel Eropa pertama bersama taipan kaya raya asal Dubai, Sheikh Mansour, memang berhasil melewati momok bernama perempat final Liga Champions. Fase itulah yang selalu menggagalkan laju skuad asuhan Pep Guardiola dalam tiga musim terakhir.

The Citizens sempat diliputi kecemasan itu di Signal Iduna Park (15/4). Sebab, tuan rumah Borussia Dortmund mencetak gol lebih dulu untuk membuat agregat 2-2 plus keunggulan aturan gol tandang. Tapi, City kemudian membalikkan keadaan di babak kedua menjadi kemenangan 2-1 alias lolos dengan agregat 4-2.

”Musim ini bisa menjadi musim yang paling bersejarah (bagi City di ajang antarklub Eropa, Red),” ucap Pep kepada Manchester Evening News.

PSG, khususnya sang pelatih, Mauricio Pochettino, bakal menjadi lawan familier bagi Pep. Selain sering berhadapan di Premier League ketika Poche masih menangani Tottenham Hotspur, ada memori Eropa di antara mereka.Yaitu, ketika Poche dan Spurs menghentikan laju Pep-City di perempat final Liga Champions 2018–2019. Kegagalan yang menodai sukses Pep dan City menyapu bersih empat gelar di Inggris (Premier League, Piala FA, Piala Liga, dan Community Shield) pada musim tersebut. ”Menghadapi lawan dari liga yang sama terkadang tidak menyenangkan karena mereka sudah familier dengan Anda,” tutur Pep.

Tidak seperti Pep, keinginan pelatih Chelsea Thomas Tuchel untuk terhindar dari pertemuan melawan sesama klub Inggris terkabul setelah Liverpool FC disingkirkan oleh Real Madrid kemarin.

Meski tidak menyukai pertemuan sesama wakil Premier League, kans all English final di Liga Champions musim ini masih bisa diwujudkan oleh City dan Chelsea. Mengulang cerita Manchester United versus Chelsea di Luzhniki Stadium (2008) atau LFC kontra Spurs dua musim lalu (2018–2019). ”Saya rasa musim ini adalah momen terbaik (all English final, Red),” ucap pandit sekaligus mantan striker LFC sekaligus United, Michael Owen, kepada BT Sport.

Yang juga bisa berulang adalah keberhasilan pelatih paro musim. Magis Roberto Di Matteo bersama Chelsea kala mengangkat Si Kuping Lebar pada 2011–2012 bisa diekor oleh Tuchel. Atau bisa juga Poche bersama PSG. Poche mengisi kursi Tuchel di Les Parisiens pada awal tahun ini (2/1). (ren/c17/dns)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X